Bab 25

3.6K 167 0
                                    


"Apakah kau sibuk nanti malam?"

"Tentu saja, aku harus bekerja, kenapa kau masih bertanya?" kata Nara tanpa memandang pria yang sedang duduk di hadapannya.

Nico mendesah pelan, "Padahal aku ingin mengajakmu menonton,"

"Aku bukanlah anak remaja yang sedang kasmaran, yang dengan senang hati mau saja diajak menonton," kata Nara tak acuh.

Seulas senyum terbit di wajah Nico, ia sangat ingat saat menonton bersama gadis itu untuk pertama kalinya, "Bukankah kau pernah dengan senang hati menerima saat kuajak menonton," ucap Nico sambil memasang senyum lebar.

Mendengar itu Nara mendengus tak suka.

"Kau yakin tidak mau, padahal aku sudah memiliki dua tiket show Maroon 5," mendengar kata Marron 5, mata Briana melebar lalu menatap serius muka Nico.

"Kata kakekmu kau sangat suka Maroon 5, jadi kalau kau mau, aku bisa mengajakmu menonton mereka nanti malam," kata Nico riang.

Lalu pria itu meletakkan dua tiket VVIP, yang membuat Nara terkejut, ia tahu bahwa tiket semacam itu bisa ludes terjual dalam hitungan menit, dan pria di hadapannya ini mendapatkannya.

"Dari mana kau mendapatkannya, aku tahu tiket ini sudah lama habis terjual," tanya gadis itu penasaran.

"Cukup mudah, aku mendapatkannya dari teman wanitaku yang juga menggilai band favoritmu itu," balas Nico santai.

Nara mendengus, pria di hadapannya itu terlalu narsis,"Kenapa kau tak menonton dengan wanitamu itu saja?" tanya Nara tak acuh.

"Dan kau ingin calon tunanganmu ini tinggal nama ditangan pacar teman wanitanya?" tanya Nico sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Itu memang lebih baik untukmu," jawab wanita itu sambil mengedikkan bahunya tak acuh.

"Oh ayolah Brie, jangan bercanda, aku masih ingin menikmati masa tua bersama anak cucu kita nanti," kata Nico sambil memasang wajah melas.

"Mimpi saja sana," dengus Nara.

"Baiklah, jadi, kau mau ikut atau tidak, kalau tidak aku bisa membakar tiketnya?" tanya Nico.

"Kau sudah tidak waras huh, oke-oke, aku akan ikut, itu karena aku menghargai tiketnya, daripada harus dibakar," putus Nara pada akhirnya.

Pria itu tersenyum setelah memenangkan perdebatan kecil mereka, "Kalau begitu lebih baik kita segera berangkat,"

***

Setelah kurang lebih 40 menit berkendara, mereka pun sampai ke tempat tujuan, dan langsung menuju holding area, antrean panjang para penonton memadati area itu, hingga tiba giliran mereka dipersilakan memasuki area konser.

Nara tentu saja sangat antusias, sedangkan pria disebelahnya sibuk membenarkan masker, dan kacamata bulatnya untuk misi penyamarannya, lelaki itu takut jika dia akan dikerubungi fans jika sampai ketahuan. Nara melirik pria disebelahnya itu, lalu mendengus tak suka, lelaki disebelahnya itu tampak sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

Beberapa menit kemudian, para anggota band pun memasuki panggung berbarengan dengan teriakan para fans, termasuk Nara, yang membuat lelaki disampingnya itu dengan refleks menutup kedua telinganya.

Nico mendengus sebal saat mendengar teriakan para fans wanita, termasuk yang ada disampingnya itu, memuji betapa tampan vokalis mereka.

"Lebih gantengan gue kali," Nico mendengus dalam bahasa yang hanya bisa dipahami oleh wanita disampingnya, tapi untung saja wanita itu tengah sibuk mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh band favoritnya itu.

Between Love and Dream (END)Where stories live. Discover now