03 | Kedatangan Tengah Malam

26.3K 3.5K 559
                                    

Dari yang kudengar, cinta tak harus saling memiliki.

Maka jadi lumrah jika memiliki pun tak mesti mencintai.

•••

Malam sudah beranjak larut, namun lampu kamar Nadine belum terlelap. Pemiliknya sendiri masih berkutat di hadapan layar laptop dan setumpuk kertas. Nadine baru selesai memeriksa laporan divisi acara. Saat ini yang tersisa hanyalah proposal yang dikerjakan oleh Btari selaku sekretaris Paramitha Festival. Meski Nadine tahu Btari adalah pribadi yang teliti, tapi Nadine merasa bahwa sudah kewajibannya lah untuk memeriksa perkembangan setiap anggota timnya. Ia yang harus memastikan bahwa semua rencana mereka sesuai pada relnya.

Layar ponsel yang menyala menarik perhatian Nadine. Nama Raesangga tertera sebagai pengirimnya. Nadine lantas mengembuskan napasnya keras-keras. Belum apa-apa saja, sudah ada yang hal yang melenceng dari rencananya. Memasukan Raesangga ke dalam kru Paramitha Festival tentu saja sama sekali bukan sesuatu yang ia harapkan.

Dengan malas, Nadine menggeser layar ponsel dengan jari telunjuknya.

R sent a picture.

R : Apaan, nih? Lo mau nyuruh gue jadi volunteer pensi atau pekerja romusha?  🙂

R: Jawab oy, gue tahu lo masih bangun.

R: Kalo nggak balas, gue berisikin lo.

R: Nantangin?

R: P

R: P

R: P

R:

Nadine berdecak kesal, mengetikan pesan balasan dengan cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nadine berdecak kesal, mengetikan pesan balasan dengan cepat.

Nadine Wisesa Putri: Bisa baca kan? Jangan sampe telat.

R: Siapa lo ngatur-ngatur?!

Nadine Wisesa Putri: Ruang OSIS, jam pulang sekolah.

R: ngajak ngedate maksudnya? :)

Nadine Wisesa Putri: blocked :)

You blocked R.

Tepat setelah itu Nadine melempar ponselnya menjauh. Cewek itu merentangkan tubuhnya, hingga membentuk pola bintang. Matanya terpejam, sebisa mungkin mengembuskan napas dengan teratur. Setelah beberapa detik terlewat Nadine membuka matanya, menatap langit-langit kamarnya yang dilukis serupa langit malam. Sejujurnya, Nadine tidak tahu apa yang baru saja ia lakukan. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang membuatnya merasa gusar setiap kali berhadapan dengan Raesangga. Sesuatu yang membuat Nadine merasa kalah dan tidak berharga. Sesuatu yang Nadine enggan akui keberadaannya.

MencintaimuWhere stories live. Discover now