Prolog

5.1K 320 15
                                    


Melewati koridor kampus, aku menyahut beberapa sapaan yang dilempar dari mahasiswa yang kukenal hanya dari nama.

"Steffi, mau ke mana?" seru seorang mahasiswi yang kalau tidak salah namanya Silvi. Saling kenal dengannya setelah OSPEK fakultas.

Mengangkat tangan sembari melambai ke arah perempuan berambut panjang itu, aku menjawab, "Mau pulang, nih! Kelas gue udah selesai."

"Ya udah, hati-hati."

Inilah kebiasaanku yang sebenarnya gak penting-penting amat untuk dibahas. Mahasiswi tingkat 3 yang kerjaannya ke kampus hanya untuk mengisi presensi, setelahnya langsung pulang. Gak ada tuh namanya mau main dulu, jajan dulu, atau ... ikut organisasi kampus? Astaga, bukan aku banget.

Mereka tahunya, aku ... Mahasiswi Kupu-Kupu! Ngerti, 'kan? Mahasiswi yang kerjanya kuliah-pulang-kuliah-pulang. Gimana dong, ya, kalau aku sampai ngaku tentang kesibukan selain ngampus, bisa abis di massa satu kampus, ha-ha.

Cukup tahu dengan sebutan yang mereka beri, walau ... aku lebih suka disebut Mahasiswi Kuker!

Kuliah-hacker-kuliah-stalker!

Kurang kerjaan banget, sih? Duh, ini mah namanya rezeki, lho! Selama satu tahun lebih menjadi mahasiswi, gak pernah tuh sama sekali minta duit sama orang tua, sepeser pun! Beasiswa? Ha-ha, nggak! Apa dong? Ya gitu, jadi Mahasiswi Kuker dan dapat duit banyak.

Mahasiswi KukerWhere stories live. Discover now