MK - 3

2.2K 234 6
                                    


Setelah menjawab semua pertanyaan dari mahasiswa lain, presentasi pun ditutup usai moderator memberi kesimpulan. Steffi ikut bersama ketua tingkat untuk membereskan LCD dan membawanya ke ruang tata usaha. Sebenarnya ia paling malas dengan urusan seperti itu, tetapi ia juga benar-benar harus menghindar dari tatapan Caitlin. Sedari tadi perempuan itu menudingnya telah jatuh cinta pada Dean. Hanya karena Steffi terlihat pucat.

Setelah keluar dari ruang tata usaha, perempuan dengan rambut panjang itu memilih untuk ke SM atau Student Mall, sebutan untuk kantin di Universitas Pendar. Sebenarnya lebih baik pulang lebih dulu, tetapi masih ada kelas dua jam lagi, dan tentunya Steffi tak ingin menunggu di dalam kelas.

Suasana SM benar-benar ramai. Lebih pantas disebut pasar ikan. Perempuan dengan mata berwarna cokelat memilih duduk di stan minuman sejuta umat. Ada banyak varian rasa, dan perempuan itu memilih rasa vanila blue.

"Masih ada kelas?" tanya seseorang yang membuat Steffi hampir menyemburkan minumannya.

Anggukan sebagai jawaban. Sungguh, Steffi menjadi gerah seketika.

"Nama gue Dean, lo?"

"Steffi."

"Gue minta maaf soal tadi."

"Santai aja," jawab Steffi.

"Gue pikir, tadi lo sakit. Pucat banget, kenapa?"

Steffi menangkap tatapan khawatir dari laki-laki di sebelahnya. Sebagai perempuan yang sudah kenyang dengan taktik pedekate makhluk yang disebut laki-laki, Steffi kembali memutar bola matanya jenuh.

"Iya, gue suka gitu kalau mau presentasi."

"Gue boleh minta nomor lo?"

Steffi menggeleng.

"Kenapa?"

Perempuan itu memilih bangkit dan sebelum pergi ia mengatakan, "Lo gak penting."

Ada senyuman yang terukir melihat pundak perempuan itu menjauh.

***

"Ke mana aja lo?" tanya Caitlin, padahal yang ditanyai saja baru selangkah memasuki kelas.

Tak menjawab, Steffi tetap menjalankan kakinya hingga sampai ke kursi tengah kelas ini. Duduk dan merapatkan kepala  di atas meja. Steffi menyesali telah meminjamkan headset ke kemenakannya. Berakhirlah ia harus mendengar omong kosong dari Caitlin.

"Lo tau, gak? Katanya Dean sama pacarnya putus!" seru Caitlin.

Steffi masih terlihat tak acuh walau telinganya siaga 'tuk mendengarkan.

Jauh dari bangku pojok, Bella bangkit dan duduk di sebelah Steffi. "Masa sih, Cait? Gue belum denger gosip itu?"

Caitlin mengangguk mantap. "Lo ketinggalan kali ini. Gue gak tau siapa yang nyebarin videonya, tapi beneran kesebar sampe di grup angkatan. Gila, lho! Ceweknya minta putus setelah liat update-an mading tadi pagi."

"Ihh ... gara-gara si Kuker, tuh! Jahat banget, sih. Dia tuh udah berapa kali loh buat hubungan orang bubaran," sahut Bella.

Kepala yang tadinya merapat ke atas meja, kini bangkit dan menatap satu per satu perempuan di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Steffi.

Kesal, Caitlin menjadi malas mengulang ucapannya.

Mahasiswi KukerWhere stories live. Discover now