5. Sekolah

27.8K 3K 173
                                    

'Beberapa orang yang susah dijauhi adalah anggota keluarga. Tapi sering kali justru mereka yang paling ingin kita jauhi.'

  ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊ ⇊

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

—∘̥⃟⸽⃟👑➣

Gubrak

Valec terjatuh dari tempat tidur, ia masih memejamkan matanya dengan kepala terantuk-antuk, sedangkan tangannya merogoh nakas kecil disamping kasur dan mengambil sebuah benda berbentuk pipih di atas nakas.

Ia menyala kan Hpnya yang menunjukan pukul 06:50, matanya membulat sempurna.

"sial Gue telat." lirih Valec.

Valec Langsung saja berlari kearah kamar mandi selesai mandi, ia lalu memakai seragam dan jaket berwarna merah maroon.

Valec memandangi dirinya didepan cermin dari ujung kaki sampai ujung kepala, penampilan Valec layaknya seperti seorang badboy, baju tidak dimasukan, 1 kancing baju yang tidak dikancingkan dengan rambut urak-urakan.

"Aduh gak kuat aku mas! Liat diri sendiri hahaha." monolognya seraya pengacak- acak rambut miliknya.

Valec mengambil beberapa buku dan memasukannya asal didalam tas sedangkan tangan kanannya memegang leptop.

"Awali harimu dengan insecure dan jangan bersyukur".

Valec membuka pintu yang semula ia kunci dengan sedikit bersiul.

Tap

Tap

Tap

Langkah Valec berhenti diatas tangga matanya melihat kearah beberapa orang yang sedang makan dimeja makan dengan sedikit canda gurau dari Adik tirinya saat meminta sesuatu pada ayahnya dengan pandangan polos dan lucu.

"Aish ayah kembaliin ayam Yana."

"Cium pipi ayah dulu sayang."

Yana menggembukan kedua pipinya karna merasa kesal dengan mata yang berkaca-kaca seakan ingin menangis.

"Hiks...mamah~ hiks....papah nakal." adu Yana pada Sang mama Gracia.

"Mas! Jangan julid sama Yana." sentak Gracia.

Luis mencubit pipi Yana dengan gemas " iya sayang...maafin papah ya." Ucap Luis dengan nada lembut.

Deg

"kapan ya gue bisa denger suara itu?" Suara Valex yang sudah tiada berdengung dikepala Valec lagi.

Sedikit perasaan dan jiwa Valex memang masih ada ditubuhnya tapi entah kenapa Valex malah menyuruh dirinya (Valec) supaya mengisi tubuh ini.

"Sabar oke? Lo bakal denger suara itu setiap saat sampai Lo bosen!" lirih Valec sambil meremas dadanya.

Valec berjalan menuruni tangga dengan langkah santai kearah meja makan lalu mengambil sehelai Roti yang sudah diisi dengan selai coklat.

"Kau! Itu milikku kenapa kau memakannya!" Bentak Gilang tak terima jika rotinya dimakan seseorang.

Gilang Greogory anak kedua dari pasangan Luis dan Gracia, Gilang bekerja sebagai Dokter kejiwaan bisa dibilang psikolog, sifat Gilang sangat lah ramah dan friendly jika diluar rumah jika didalam rumah ia akan sangat dingin serta perkataannya yang pedas.

"Berbagi itu indah kawan." Valec mengigit roti tersebut lalu berlari meninggalkan meja makan.

"Ihh kak Valex gak sopan." gerutu Yana dengan memajukan bibirnya 1cm.

Mereka tak mendengarkan Yana berbicara mereka malah melihat kearah Valec yang berlari menuju pintu mension.

Setelah puas memandangi Valec mereka kembali memakan makanannya, tempat itu tiba-tiba menjadi dingin bahkan Yana pun tak bersuara.

Tiba-tiba....

"SEE YOU PENGHUNI NERAKA." teriak Valec.

Teriakkan Valec membuat satu keluarga itu tersedak masal bahkan Allegra dan Arsen ikut tersedak.

"Bocah itu..."

Valec mengendarai montor hitam milik Calvin yang ia ambil (curi) dari garasi mobil dan montor koleksi keluarga Greogory.

Pandangan Valec menjadi kosong saat ia memasuki gerbang sekolah SMA Lintang Galaxy, Valec memarkirkan montornya diarea parkir sekolah.

Sret

Valec membuka helm nya lalu turun dari montor Ninja hitam berjalan memasuki lorong-lorong kelas.

"Eh! Masih hidup ternyata."

"Cih! Kenapa gak mati aja sih."

"Gue tebak nanti dia bakal bully Yana lagi."

"Sampah sekolah!"

Bisik-bisik para murid memenuhi atmosfer Lorong sedangkan Valec yang mendengar itu hanya mengepalkan tangannya menahan amarah.

Puk

Seseorang memegang bahu Valec dengan sedikit keras, Valec melirik tangan yang ada dipundak nya lalu mengenyam tangan itu dan memutarnya.

"Aduh duh anjeng sakit." Rintih orang itu.

"Siapa kau?"

"Asu! Lepas dulu lah, sama sohib masa lupa Lo."

Valec melepaskan plintirannya lalu memandang sosok laki-laki dihadapannya dengan jiwa kekepoan yang menguar begitu saja.

"Nah gini dong enak." gerutu laki-laki tersebut.

"Nama? Kelas? Marga? Rumah?"

"Kalo nanya satu satu dong ege! ehem perkenalkan Gue Dhaniel Augustine Calandarax, kelas X mipa 5, marga Calandarax anaknya bapak Caland, alamat jalan tengkorak." ujarnya panjang lebar.

"Ooh lu siapa gue?" Tanya Valec.

"GUE SOHIB LO BEGO MASA LUPA HIKS." Dhaniel menangis lebay dengan mengeluarkan air mata buaya.

'Sohib? Bukannya Valex gak punya sohib? Apa Gue pura-pura amnesia aja kali yah.'  batin Valec lalu mengangguk.

"Err..sorry Gue amnesia hehehe."

"HA?! LO AMNESIA?!" teriak Dhaniel yang membuat beberapa siswa kaget bukan main.

Plak

Valec menampar mulut Dhaniel karna gemas dan membuat telinganya sakit dengan suara cemprengnya.

"Akh! Sakit anjeng." Dhaniel mengeplak kepala Valec kenjang.

"Heh! Anak setan kalo Gue goblok gimana su."

"Halah bukannya Lo dah goblok." ejek Dhaniel sambil berlari meninggalkan Valec.

"BAJINGAN LO KUDANIL." dengan wajah murka Valec berlari mengejar Dhaniel yang jauh didepannya.

—∘̥⃟⸽⃟👑

'Bahkan orang sekejam Arlong masih mempunya hati (sekejamnya orang masih mempunyai hati)'

ZØDYK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang