8. Malu

26.5K 3.1K 119
                                    

'Belati yang paling tajam adalah ucapan, dan ucapan paling menyakitkan adalah ucapan yang berasal dari orang terdekat.'

┼─͙─͙─͙─͙─͓─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙┼

   Happy Reading

˖࣪✩۪۟۟҂⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘


Calvin melangkah kearah Valec dengan sebuah kotak P3K ditangannya.

"Buka." Perintah Calvin dengan nada dingin.

Valec melotot lalu menaruh tangannya didepan dada dengan posisi menyilang, Calvin mengerutkan dahinya bingung akan sikap Valec.

"Ap-" sebelum Calvin berkata, Valec langsung memotongnya.

"Gue masih waras ya! Kalo mau berbuat cabul jangan disini! Mana sama gue lagi" Ujar Valec.

"Ha?!" Lirih Calvin lalu mencerna apa yang Valec ucapkan.

Calvin tersenyum aneh, ia tau apa yang Valec pikirkan, Valec kira ia akan memperkosanya di UKS dengan kalimat ambigu yang mampu membuat bebarapa orang mencerna hal-hal aneh dalam otak mereka.

Calvin meletakan kotak P3K dimeja kecil sebelah ranjang UKS lalu dengan santainya ia menarik tangan Valec agar tidak menutupi dada dengan perlahan Calvin membuka seragam Valec lalu melemparnya sembarangan.

"Luka lo itu harus cepet di obatin nanti bakal membekas" kata Calvin sambil mengosokkan air hangat ke punggung Valec.

Blush

Wajah Valec memerah karna malu dengan pikiran yang tidak-tidak terhadap Calvin.

Calvin hanya tersenyum tipis sangat tipis bahkan tidak bisa terlihat saking tipisnya senyum itu tak terlihat sama sekali.

"Kalo ngomong panjang dikit kek, gue jadi salah pahamkan" ujar Valec semakin lirih.

Ucapan Valec terdengar jelas ditelinga Calvin walaupun akhiran ucapan itu sangat lah pelan, Calvin hanya diam tanpa berniat menjawab Valec tangan putih berotot nya mengosok pelan punggung Valec dengan lembut.

"Eh iya kenapa tiba-tiba Lo peduli sama gue? Pasti ada maunya" Calvin menghentikan kegiatannya lalu menatap kearah Valec.

Plak

Calvin dengan tidak berperivalec'an dia mengeplak punggung memar Valec dengan ekspresi datar dan dingin.

"Akh! Ssh KALO GAK NIAT NGOBATIN GAK USAH NGOBATIN BANGSAT" bentak Valec lalu turun dari brangkar.

"Kemana?" Tanya Calvin.

"Mati! Ya pulang lah dan satu lagi jangan deket-deket sama gue" ucap Valec meninggalkan Calvin yang termenung diUKS.

Valec mengambil seragam lalu memakainya dan berjalan cepat keluar dari UKS.

Deg

'Matanya... kenapa matanya memancarkan kebencian?! Kenapa harus ke gue!' Batin Calvin shock.

Entah kenapa dengan Dirinya akhir-akhir ini Calvin selalu memperhatikan Valec dari jauh biasanya ia akan bersikap acuh pada Valec, sebelum kejadian dimana ayahnya membenturkan kepala Valex mata Valec masih memancarkan kelembutan dan juga haus kasih sayang tetapi sejak kejadian itu, Calvin hanya bisa melihat sorot tajam Valec setiap hari saat ia memandangnya.

"Kenapa harus gue bajingan!" Calvin melemparkan kotak P3K dan membanting apapun didekatnya dengan membabi buta.

Cklek

ZØDYK Where stories live. Discover now