40. masa lalu

10.7K 1.3K 89
                                    

'aku menyukai segala hal tentang mu bahkan dalam hal yang paling terkecil sekalipun.'

┼─͙─͙─͙─͙─͓─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙┼

Happy Reading

˖࣪✩۪۟۟҂⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘

"Haii, kenapa kamu disini? Ayo main sama Al." Sapa seorang anak laki-laki berusia lima tahun.

Sosok anak laki-laki yang Sadari tadi duduk di bawah perosotan dengan wajah terbenam di kedua lututnya lantas mengangkat kepalanya menatap sosok anak kecil didepan nya.

"Pergi!! Kamu mau jahatin Niel kan?! Kamu disuruh mereka buat pukul Niel?!" Bentak sosok anak Laki-laki yang duduk di bawah perosotan, Dhaniel.

"Eh, enggak kok, tadi Al liat kamu disini sendiri dan... Al gak punya temen buat main...jadi Al mau ngajak kamu main."

"Jangan ngajak aku main, aku aneh, mata aku gak kaya manusia hiks.. Mereka bilang aku hiks... Monster hiks..."  Dhaniel menangis lalu membenamkan wajahnya di kedua lututnya lagi.

Al dengan nama lengkap Valex, nama Al yang di ambil dari nama tengah nya.

Valex kecil mendekati Dhaniel yang sedang menangis, ia mengelus rambut Dhaniel lalu mengangkat kepala Dhaniel agar dapat melihatnya, tangan mungil nya mengusap air mata Dhaniel.

"Mata Dhaniel bagus kok, liat mata Al warna nya biru kalo Dhaniel merah, Dhaniel bukan monster, Dhaniel manusia, Dhaniel istimewa."

Perkataan polos dari Valex membuat Dhaniel terdiam, Diam-diam menumbuhkan perasaan memiliki yang kuat, ya, Dhaniel jatuh dalam pesona Mata biru safir milik Valex.

Berhari hari Dhaniel dan Valex semakin dekat bahkan tak pernah terpisahkan dan itu menjadi gejala awal dari obsesi Dhaniel.

Kerap kali Dhaniel memaksa Valex memanggil Dhaniel dengan sebutan 'kak Niel.' , awalnya Valex mau mau saja lagian ia dan Dhaniel lebih tua Dhaniel 5 bulan atau karna otak Valex dulu sangat polos makanya ia menuruti semua perkataan Dhaniel.

Namun di waktu yang tak terduga dan tak akan terlupakan oleh Dhaniel kini muncul.

"Al, ayo kerumah kak Niel." Tangan Dhaniel menggenggam tangan mungil Valex.

Valex terdiam, ia menarik tangan nya dari Dhaniel.

"Niel, Al gak bisa main lagi sama Niel... Al mau pergi."

Deg

Jantung Dhaniel seakan berhenti saat kalimat terakhir terlontar dari mulut kecil Valex, Dhaniel menatap dingin, ia mendekati Valex lalu memegang kedua bahu kecil Valex.

"Al mau ninggalin kak Niel?! Hahaha bercanda nya Al gak lucu, ayo kerumah kak Niel kita main."

"Al gak bercanda Niel, Al mau pergi..."

'dia tak memanggil ku kak?!!!' batin Dhaniel geram.

Dhaniel mencengangkan kedua bahu Valex, "JANGAN PERNAH TINGGALIN AKU AL!! AL MILIK NIEL."

"Shhh, Niel sakit hiks..."

Tatapan Dhaniel melembut saat melihat air mata Valex, ia mengendorkan cengkraman nya.

"Maaf, maaf niel gak sengaja maaf Al." Ujar Dhaniel sambil memeluk Valex.

Brugh

Valex mendorong Dhaniel kencang saking kencangnya Dhaniel terjatuh.

ZØDYK Where stories live. Discover now