Part 4

902 63 3
                                    

"David, lepaskan saja keluarga mereka. Biarkan mereka hidup tenang. Lagipula aku sudah berulang kali katakan jika bukan Richard yang membunuh Istrimu."

"Mengapa kamu sangat yakin jika bukan Richard yang membunuh Viona?"

"Karena tidak mungkin seorang anak kandung tega membunuh Ibunya sendiri."

"Oh, ayolah. Richard itu tidak suka Viona menikah kembali, apalagi denganku. Dia sudah tidak menganggap Viona Ibunya. Jadi, sangat mudah dia membunuh Ibunya sendiri."

"Tapi, kamu juga harus tau, sebenci apapun seorang anak kepada Ibunya, dia tidak akan tega membunuhnya."

"Terserah, yang terpenting aku tidak akan berhenti. Dan ingat, jangan mencoba membocorkan ini semua kepada keluarga itu. Aku sudah banyak membantumu, dan anggaplah dengan menyembunyikan ini, kamu sudah membalas kebaikanku."

***

"Halo Var, ada apa?"

"Ke mansion ku sekarang, dan langsung keruang kerjaku. Ada yang harus kubicarakan."

"Baiklah, aku segera kesana."

Setelah selesai menghubungi Arka, Varo kembali fokus dengan komputernya. Saat ini, ia sedang berada diruang kerjanya.

Tak lama kemudian, Arka datang.

"Ada apa?" tanya Arka.

"Aku masih belum bisa bertemu langsung dengan Reyna, maka dari itu aku ingin kamu tetap menjadi diriku didepan Reyna. Tapi, aku akan tetap menjaga dan mengawasi Reyna dari jauh." jelas Varo.

"Jika aku boleh tau, apa hal yang membuatmu belum siap bertemu dengan Reyna?" tanya Arka lagi.

Mendengar pertanyaan Arka, Varo terdiam.

"Yasudah, jika itu masalah pribadimu, aku tidak akan bertanya lagi." kata Arka selanjutnya, ketika melihat Varo terdiam. Kemudian, Varo menoleh kearah Arka.

"Aku yang sudah membuat Reyna seperti ini." ujar Varo, tentu saja membuat seorang Arka tak mengerti.

"Apa maksudmu?"

"Aku yang sudah membuat Reyna dibenci keluarganya. Aku adalah suruhan David, untuk menghancurkan keluarga mereka."

"Kamu anggota Devilʼs?" tanya Arka, terkejut.

Flashback On.

"Selamat siang, apakah ini dengan keluarga Tuan Robert dan Nyonya Katrin?" tanya seseorang dari sambungan telepon.

"Ya, benar. Saya anak mereka. Ada apa?"

"Kedua orangtuamu mengalami kecelakaan, dan mereka tak bisa diselamatkan."

"APA?! ORANGTUA SAYA MENINGGAL?!"

"Ya, sebentar lagi jenazah kedua orangtuamu akan dibawa kemansion kalian."

Varo langsung mematikan sambungan telepon itu. Umurnya masih 14 tahun, dan ia harus kehilangan kedua orangtua yang sangat ia sayangi untuk selamanya.

Beberapa saat kemudian, sirine ambulans mulai terdengar memenuhi halaman mansion Varo.

Kedua jenazah yang telah diletakkan kedalam peti itu, mulai diturunkan.

Varo tak dapat lagi menahan tangisannya. Ia tak tahu harus bagaimana sekarang. Hidupnya terasa mati saat itu juga.

"Varo?" panggilan dari seseorang, membuat remaja itu mengalihkan pandangannya.

"Aku David, teman Mommy dan Daddy mu. Aku juga yang telah mengurus jenazah mereka,"
"Kamu tenang saja, mulai sekarang kamu sudah menjadi tanggung jawabku, apapun yang menjadi keperluanmu, akan kuberi."

R E Y N A (NEW VERSION)Where stories live. Discover now