Part 8

263 19 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, Reyna dan Azka telah sampai dipendaratan khusus organisasi Hells Angels. Mereka sampai disana sudah malam hari.

Saat turun dari jet pribadi organisasi Hells Angels, Reyna dan Azka langsung disambut oleh anggota organisasi. Mereka berbaris sambil menundukkan kepala masing-masing sebagai tanda penghormatan.

Kemudian salah satu diantara mereka berjalan menghampiri Reyna dan Azka.

“Selamat malam, Nona Reyna dan Tuan Azka.” ucap seorang pria dengan tubuh tegap, sembari menundukkan kepalanya.

“Perkenalkan saya Frank, saya diutus Ketua untuk menyambut Nona dan Tuan. Suatu kehormatan bisa bertemu Nona Reyna, dan senang bisa bertemu dengan Tuan Azka.” kata Frank dengan ramah.

“Ya, senang bertemu denganmu Frank.” bukan Reyna yang berkata, namun Azka, yang dibalas senyuman ramah oleh Frank.

“Mari, saya akan mengantar Nona dan Tuan ke penginapan markas kami.” Reyna dan Azka pun mengikuti Frank.

***

“Silahkan beristirahat Nona Reyna dan Tuan Azka.” kata Frank ketika mereka telah sampai dipenginapan markas.

“Ya Frank, terima kasih.” balas Azka.

“Sama-sama tuan, kalau begitu saya permisi.”

Setelah Frank pergi, Reyna dan Azka pun masuk kedalam penginapan.

“Nona ingin kamar yang mana?” tanya Azka ketika ia melihat dua kamar yang terdapat didepan dan dibelakang.

Reyna pun memasuki kamar yang berada didepan lalu berpindah kebelakang.

“Saya ingin kamar yang dibelakang.” jawab Reyna. Gadis itu memilih kamar yang berada dibelakang karena kamar tersebut langsung disuguhi dengan pemandangan indahnya pantai.

“Baiklah Nona, selamat beristirahat.” ucap Azka, lalu diangguki oleh Reyna.

***

Matahari pagi perlahan mulai memancarkan sinarnya ditemani suara ombak laut yang menjadi pemandangan indah Reyna dipagi hari.

Setengah jam lalu gadis itu sudah bangun dari tidurnya, dan sekarang ia sedang menikmati udara pagi dipinggir pantai tak jauh dari penginapannya.

“Selamat pagi, Nona Reyna.” ucap Azka dengan wajah segar dan rambut basahnya. Ya, lelaki itu baru saja selesai mandi.

Reyna menatap Azka. Tampan, itulah satu kata untuk Azka. Ya, Reyna mengakui ketampanan seorang Azka, apalagi sekarang matahari pagi sedikit menyinari wajah pria itu. Tapi, Reyna hanya sekedar mengakui ketampanan Azka bukan berarti ia suka ataupun sudah jatuh cinta dengan penjaganya itu.

“Apakah Nona ingin sarapan sekarang?” tanya Azka.

“Ya. Bawakan saja saya roti bakar dan cappuccino coffee. Saya ingin sarapan disini.”

“Baiklah nona, tunggu sebentar.” Azka pun segera berlalu dari hadapan Reyna.

Beberapa menit kemudian, Azka datang dengan nampan berisi dua roti bakar juga dua cappuccino coffee.

“Maaf Nona, satu roti bakar dan cappuccino coffee punya saya,”
“Apakah boleh saya sarapan disini?” izin Azka.

“Hm, ya boleh.”

Keduanya pun mulai menikmati sarapan mereka masing-masing.

Setelah beberapa menit menikmati sarapan dengan pemandangan indah, Reyna dan Azka telah selesai dengan sarapan mereka.

R E Y N A (NEW VERSION)Where stories live. Discover now