Part 5

709 59 5
                                    

Reyna dan Azka baru saja sampai di mansion Reyna.

“Selamat malam, Nona.” sapa Elle dengan kepala menunduk hormat.

“Ya. Elle, perkenalkan ini Azka, dia sekarang adalah penjaga saya, dan akan tinggal disini. Bawa dia kekamarnya.”

“Baik, Nona. Tuan Azka, mari ikut saya.” ajak Elle, lalu diikuti oleh Azka.

Setelah Azka dan Elle pergi dari hadapan Reyna, gadis itu berlalu menuju kamarnya, untuk mandi.

***

Makan malam tiba, Reyna dan Azka telah berada dimeja makan, hanya mereka berdua saja.

Notifikasi dari ponsel Azka berbunyi, pria itu pun langsung membuka ponselnya.

“Elle, kesini.” panggil Reyna melalui tombol yang ditekannya dibawah meja makan.

Mendengar panggilan Reyna, Elle langsung bergegas menuju meja makan.

“Ya, Nona? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Elle.

“Apakah kamu sudah memberitahukan peraturan-peraturan di mansion ini kepadanya?” tanya Reyna.

“Sudah, Nona.”

“Tapi, mengapa dia masih tidak sopan seperti ini?” tanya Reyna, sambil menatap dingin Azka. Yang ditatap pun langsung menoleh kearah Reyna.

“Maaf Nona,”
“Tuan Azka, maaf sebelumnya, tapi bisakah tuan sopan didepan meja makan? Saya sudah memberitahumu jika didepan meja makan, harus fokus dengan makanan jangan melakukan hal lain.” ujar Elle.

Astaga, padahal aku hanya melihat sebentar notifikasi yang masuk diponselku. - batin Azka.

“Maaf, saya hanya melihat sebentar notifikasi yang masuk diponsel saya.” bela Azka.

“Lain kali ponselmu itu tinggalkan dikamarmu atau buang saja.” ujar Reyna masih dengan tatapan dinginnya. Begitulah Reyna jika kesal, kata-katanya tidak bisa dikontrol.

Sungguh kejam sekali. - batin Azka.

Azka hanya mampu meringis, mendengarkan ucapan Reyna.

“Maaf Nona, saya tidak akan mengulanginya.”

“Hm, sekarang makan. Elle, kembali ketempatmu.”

Makan malam pun terlaksana dengan baik, ya walaupun ada sedikit masalah diawal.

“Azka, saya ingin bicara sebentar denganmu.” kata Reyna, setelah mereka selesai makan malam.

“Ada apa, Nona?”

“Saya ingin kamu bertugas jika saya memanggilmu saja, jika tidak ada panggilan, kamu tidak perlu bertugas.” to the point Reyna.

“Tidak bisa, Nona. Opa Albert menyuruh saya untuk menjaga Nona kapanpun dan dimanapun. Jadi saya harus selalu menjaga Nona, walau tanpa panggilan Nona karena itu sudah menjadi tugas saya.” balas Azka. Reyna pun menatap Azka dengan tatapan tajamnya.

“Kamu sekarang menjadi penjaga saya, berarti kamu harus menuruti perintah saya, tidak boleh dibantah. Saya juga mempunyai privasi, yang hanya boleh diketahui oleh saya.” tegas Reyna.

“Tap-”

“Stop! keputusan saya ini sudah mutlak. Dan saya tidak perlu meminta persetujuanmu.” ujar Reyna, lalu meninggalkan meja makan, menuju kamarnya.

***

Reyna berdiri dibalkon kamarnya, menikmati angin malam kota Jakarta. Gadis itu menginginkan sesuatu. Apa lagi jika bukan mainan.

R E Y N A (NEW VERSION)Where stories live. Discover now