Part 26

62 3 0
                                    

Reyna sudah siap dengan gaun hitam lengan panjang yang sangat pas ditubuhnya sehingga lekuk tubuh indah gadis itu terpampang jelas.

"Kak, kita pergi dulu." pamit Reyna kepada Rendy.

"Iya, Grey. Kalian hati-hati disana."

"Iya, Kak. Sampai jumpa."

Reyna dan Marvin mulai memasuki lorong bawah laut.

"Cindy sudah dimana?" tanya Reyna.

"Dia hampir sampai, Ketua."

"Baiklah."

Akhirnya mereka sampai diujung lorong dan keluar melalui pohon tiruan.

"Ketua, Cindy baru saja masuk kedalam." Reyna mengangguk, lalu mengeluarkan handie talkie miliknya untuk menghubungi Sam.

"Bagaimana keadaan disana?"

"Aman, Nona. Silahkan masuk, saya sudah menjaga ruang pribadi Ketua David sekalian dengan ruang tunggu markas."

"Bagus. Tetap pantau keadaan disana."

Reyna segera masuk kedalam markas Devil's seperti awal ia masuk kesana dengan membobol jendela.

"Selamat siang, Nona Shela." sapa Cindy.

"Ya. Apakah dia belum memanggilmu?" tanya Reyna.

"Belum, Nona. Tadi kata anggotanya 10 menit lagi saya baru boleh keruangannya."

"Baiklah kalau begitu, kamu tunggu disini nanti saya yang akan masuk keruangannya. Jika sudah giliranmu masuk aku akan kembali kesini. Mengerti?"

"Mengerti, Nona."

Kurang lebih 10 menit, masuklah Sam. "Ketua sudah memanggil, Nona." beritahunya kepada Reyna.

"Yasudah, kamu tetap jaga ruangannya dan ruangan ini."

"Ya, Nona tenang saja."

Reyna keluar dari ruang tunggu dan masuk kedalam ruang pribadi David.

"Senang bertemu denganmu lagi, Tuan." Reyna dengan senyum khasnya menghampiri David yang sedang duduk disofa.

"Ya, senang juga bisa bertemu denganmu kembali." balas David sembari menatap Reyna intens.

"Apakah saya boleh duduk?" tanya Reyna.

"Tentu saja, ayo duduk." gadis cantik itupun duduk disamping David.

"Saya kira Tuan tak akan menyetujui penawaran itu."

"Waktu itu kamu sangat memuaskan dan tak mengecewakan, jadi saya menyetujuinya." Reyna tersenyum ditempatnya.

Senyumnya juga sangat mirip denganmu Viona. - batin David.

David sungguh terpanah melihat senyuman Reyna yang sangat mirip dengan mendiang istrinya.

Pria paruh baya itu mulai menyentuh wajah Reyna masih dengan tatapan dalamnya.

Jika ini bukan penyamaran, tak akan kubiarkan pria tua ini dengan lancang menyentuh wajahku menggunakan tangan kotornya itu. - batin Reyna.

"Kamu mirip sekali dengan istri kedua saya yang sudah meninggal. Mata dan senyummu persis sepertinya."

"Benarkah?"

"Ya, kamu mirip sekali dengan dia." bisik David.

Dengan gaya sensualnya, Reyna mulai duduk dipangkuan David sembari melingkarkan tangannya dileher pria itu.

"Did you really love your late wife?" bisik Reyna tepat didepan wajah David yang masih menatap wajahnya sangat dalam.

"Yeah, I really love my wife until whenever."

R E Y N A (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang