Part 15

76 6 0
                                    

"Bagaimana, Elle? Apakah Nona Reyna sudah menerima makan siangnya?" tanya Azka.

"Kata Nona Lesya, sudah tuan. Nona Reyna juga sudah memakannya sampai habis." jawab Elle.

"Bagus. Terima kasih, Elle."

"Tidak perlu berterima kasih, Tuan. Seharusnya saya yang mengucapkan terima kasih, karena Tuan sudah repot-repot memasakkan makan siang untuk Nona Reyna." kata Elle.

"Ya, Elle. Tidak masalah."

"Kalau begitu, saya pamit kedapur, Tuan."

"Ah ya, Elle. Saya akan keluar sebentar, jika Nona Reyna sudah pulang katakan saja aku ada keperluan diluar." kata Azka, sebelum Elle beranjak dari tempatnya.

"Baiklah, Tuan."

***

Rendy saat ini sedang berada dihutan. Sekelilingnya terdapat sisa puing-puing bangunan.

Ya, ia berada tepat pada tempat Reyna dibakar hidup-hidup dalam bangunan tua, tiga tahun lalu.

Setelah tiga tahun, Rendy baru bisa mendatangi tempat ini.

Tujuan pria itu datang kesini karena ia ingin mencari bukti tentang Reyna. Siapa tau ia bisa menemukan sesuatu yang dapat ia gunakan sebagai bukti bahwa Reyna adalah adik kandungnya.

Namun, satu hal yang baru Rendy sadari. Tempat itu sangat bersih.

Siapa yang telah membersihkan tempat ini? - batin Rendy.

Ia pun mengelilingi tempat tersebut.

Flashback on (satu bulan lalu).

Rendy sedang bersenang-senang disebuah club malam bersama para jalang disekitarnya yang mencoba merayu lelaki tampan itu.

Namun, tiba-tiba ponselnya berdering, dari nomor tak dikenal.

Karena sudah setengah mabuk, Rendy dengan asal mengangkat ponselnya.

"Grendy Artzhilo Dalco."

"Siapa kamu? Aku sedang menikmati malamku, jadi jangan bertele-tele. Katakan saja ada perlu apa?" tanya Rendy.

"Do you want to know a big secret?"

"Rahasia? Apa maksudmu? Jangan membuang waktuku."

"Okay, sepertinya kamu sudah sedikit mabuk. Aku akan mengirimkan lokasi padamu, dan kamu harus datang besok siang jika kamu ingin mengetahui rahasia itu. Ini menyangkut keluargamu. See you tomorrow, Rendy."

Panggilan telepon terputus. Setelah itu notifikasi dari ponsel Rendy berbunyi.

***

Keesokan harinya, Rendy terbangun dari tidurnya. Ia pulang dari club sudah subuh. Dan sekarang sudah pukul 12.30 siang.

Pria itu terbangun karena ponselnya terus berdering dan bergetar.

"Sial! Siapa yang berani menganggu tidurku?!" geram Rendy. Dengan kesal, pemuda itu membuka ponselnya.

32 missed calls.
3 message.

Unknown Number

Aku menunggumu sampai jam satu siang.

Jika kamu tak menemuiku, kamu akan menyesal seumur hidup.

Ini tentang keluargamu, terutama adik kandungmu.

Akhirnya, Rendy ingat. Semalam ia mendapat telepon dari orang tak dikenal dan mengiriminya lokasi.

R E Y N A (NEW VERSION)Where stories live. Discover now