Part 25

52 2 0
                                    

"Bagaimana Rendy, apakah kamu sudah mendapatkan buktinya? Waktumu akan berakhir besok." tanya Richard saat mendapati sang anak sedang berada diruang tengah mansion.

"Sebentar jam tiga subuh, Ayah dan Bunda masuk ke dalam kamarku." sahut Rendy.

"Untuk apa?" heran Richard.

"Ikuti saja perkataanku jika kalian ingin menemukan jawaban." setelah berkata demikian, Rendy beranjak meninggalkan Ayahnya.

"Pasti jawabannya, dia tak berhasil menemukan buktinya. Akhirnya hartaku akan bertambah." monolog Richard dengan hati senang.

***

"Makan dulu, Ketua. Ini sudah hampir malam, dan Ketua hanya sarapan tadi pagi."

"Ya, sebentar lagi." balas Reyna.

Reyna melamun sembari menikmati ombak tepi pantai didepannya. Ia seperti deja vu ketika berada diposisi ini.

Ya, dirinya mengingat Azka. Keduanya pernah menikmati pemandangan laut bersama saat mereka berkunjung ke satu pulau untuk meresmikan salah satu markas Hells Angels.

Astaga, mengapa aku jadi memikirkan Azka? - batin Reyna.

Gadis cantik itupun segera bangkit dari duduknya, dan masuk kedalam villa milik Marvin.

"Silahkan, Ketua."

Dimeja makan sudah tersedia nasi dan beberapa lauk pauk. Semua itu dibuat oleh Marvin. Sudah tampan dan serba bisa pula, sungguh pria idaman.

Sebuah fakta yang dipercayai juga yaitu organisasi Diamond Dark tempat penampungan manusia cerdas, kuat, dan good looking. Sudah pasti disana tak ada jamet yang berkeliaran.

***

Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

Richard dan Amira mulai memasuki kamar Rendy sesuai permintaan anak lelaki mereka tersebut.

Ketika mereka sudah masuk, kamar Rendy gelap dan tak ada tanda-tanda keberadaan pria itu diruangan tersebut.

"Rendy," panggil Amira.

Hening.

"Ayah, apa benar Rendy menyuruhmu kesini?" tanya Amira.

"Iya, tadi dia menyuruhku kemari saat pukul tiga subuh bersamamu."

"Tapi, mengapa kamarnya sepi sekali?" tanya Amira sekali lagi.

"Aku juga tidak tahu, Bun. Sebentar, aku akan menyalakan lampunya."

Tepat setelah lampu kamar Rendy menyala, disana terlihat beberapa kertas bahkan foto diatas kasur Rendy.

Sepasang suami istri itu mendekat ke arah kasur Rendy untuk melihat lebih jelas.

Detik itu juga, tubuh Richard dan Amira membeku ketika mereka telah memandang dengan jelas semua kertas-kertas dan beberapa foto disana. "Tidak, ini tidak mungkin!" elak Richard tak ingin percaya apa yang telah ia lihat.

Tubuh Amira langsung merosot kebawah, dengan kepala menunduk serta air mata yang telah mengalir deras. "A-aku sudah membunuh darah dagingku sendiri." lirih wanita setengah baya tersebut.

Richard tetap memperhatikan satu persatu kertas dan foto itu. Ia ingin menemukan kepalsuan dari sana, namun nihil. Semua sangat jelas asli. Air matanya pun ikut mengalir.

Pria itu menoleh kesana kemari mencari keberadaan Rendy, ia berjalan mencari sampai akhirnya Richard menemukan sebuah kertas diatas meja kamar Rendy.

Jangan mencariku, aku pergi dan mungkin tak akan kembali lagi. Aku sudah menepati janjiku untuk mendapatkan bukti selama 7 hari sesuai keinginan Ayah.
Tenang saja, aku akan baik-baik saja.

R E Y N A (NEW VERSION)Where stories live. Discover now