Part 29

48 2 0
                                    

Hari sudah malam, namun Reyna masih mengurung dirinya dikamar yang sudah berantakan bak kapal pecah.

Tatapannya lurus dan tajam. Opa Albert, orang yang sangat gadis itu percaya ternyata menjadi bagian dari masalah ini yaitu dengan menyembunyikan kebusukan cucu kandungnya. Lesya, tangan kanan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap saudara sendiri ternyata lawan yang berkedok kawan. Dan terakhir, Azka alias Varo. Orang yang mulai Reyna percaya ternyata seorang penipu. Pria itu yang telah menghasut keluarganya dengan menunjukkan bukti-bukti palsu tentang Reyna.

Jujur saja selama bersama pria itu Reyna sudah mulai merasa nyaman dengannya. Namun sekarang rasanya ia ingin menghancurkan hidup Varo.

Tok.. Tok.. Tok...

"Grey, makan dulu," ujar Rendy dari luar kamar sang adik. Reyna tak menyahut, pikirannya masih kacau.

Rendy sangat khawatir dengan keadaan Reyna, walau sejujurnya ia juga marah saat mengetahui semuanya. Namun, dirinya harus memikirkan adiknya yang pasti lebih terpukul.

"Grey, Kakak khawatir denganmu. Ayo makan dulu, kamu tidak boleh sakit." bujuk Rendy, tapi sama saja, Reyna masih diam.

Terpaksa Rendy memberanikan diri membuka pintu kamar Reyna yang ternyata tak dikunci. Ketika pintu terbuka, kamar berantakanlah yang menjadi pemandangan lelaki itu. Sedangkan Reyna, gadis itu sedang duduk diatas kasur masih dengan tatapan tajam dan aura menusuknya.

"Grey.." lirih Rendy. Ia tak tega melihat adik kandungnya seperti ini. Reyna menoleh, tatapannya kini berubah sendu menatap sang kakak.

Rendy langsung bergegas menghampiri Reyna dan memeluknya erat. "Menangislah, Kakak akan menjadi sandaranmu." dan benar, gadis itu menangis pilu dipelukan Rendy.

"Kak, kesalahan apa yang s-sudah kuperbuat sampai mereka bi-sa sejahat ini padaku?" siapapun yang mendengar tangisan Reyna, pasti akan ikut merasakan kesedihannya.

Gadis cantik yang sebenarnya rapuh itu terpaksa harus berpura-pura tegar dan kuat karena sebuah keadaan. Gadis yang dulunya lemah lembut terpaksa harus menjadi kejam.

Kesehatan mentalnya terenggut. Sudah jelas masalah ini sangat berdampak besar bagi hidup Reyna.

Rendy mengusap punggung gadis itu dengan lembut. "Bukan kamu, tapi mereka. Orang-orang itu yang telah berbuat kesalahan, Grey. Mereka yang jahat." Reyna mengeratkan pelukannya kepada Rendy. Air matanya tak berhenti mengalir.

Keadaan yang begitu memilukan itu disaksikan juga oleh Dave dan Marvin. Mereka memandang iba kakak beradik itu. Ini menjadi yang pertama bagi kedua pria tersebut melihat kerapuhan sang ketua Diamond Dark.

***

Selama menjadi perawat Amira, Helly juga tinggal di mansion itu. Namun, ada hal yang terasa menjanggal bagi gadis itu.

Sebuah bingkai foto dengan ukuran besar yang terletak diruang keluarga hanya terlihat bingkainya saja, foto dalam bingkai itu sepertinya telah dikeluarkan begitupun dengan beberapa bingkai foto berukuran kecil yang juga berada diruang keluarga.

Tak lupa juga rasa penasaran Helly terhadap orang yang menyewa perawat terbaik pada perusahaan tempatnya bekerja untuk merawat Amira, dengan gaji yang besar. Sedangkan disini hanya ada Amira seorang diri, lalu siapa yang menyewa perawat untuk menjaga wanita setengah baya itu?

Sebenarnya jiwa ingin tahu Helly sudah meronta-ronta, namun ia masih mempunyai sopan untuk tidak mencari tahu privasi orang lain.

"Nyonya ada perlu sesuatu?" tanya Helly ketika melihat Amira berjalan mendekat kearahnya.

"Bisakah kamu temani saya jalan-jalan disekitar kompleks?" tanya Amira.

"Tapi ini sudah malam, Nyonya. Tidak baik untuk kesehatan Nyonya." jawab Helly.

R E Y N A (NEW VERSION)Where stories live. Discover now