Part 10

194 14 0
                                    

Saat menjelang subuh, Reyna terbangun dari tidurnya.
Kaki dan tangannya sangat dingin, sedangkan kepalanya panas. Ya, gadis itu demam.

Reyna pun berjalan keluar untuk membuat teh hangat. Ia tak berniat membangunkan Elle atau para maid nya yang lain, karena pasti mereka telah beristirahat.

Perlahan ia menuju lift mansion nya.

Sampailah Reyna dilantai dasar. Ia segera menuju dapur, yang lumayan jauh dari lift.

Ketika mendekati dapur, Reyna melihat lampu dapur menyala dan terlihat ada seorang pria. Siapa lagi jika bukan Azka.

“Azka.” panggil Reyna. Lelaki yang sedang menikmati mie instan itu menoleh ke sumber suara.

“Nona, ada yang bisa saya bantu?” tanya Azka dengan tersenyum.

Namun, ketika Reyna lebih mendekat, Azka terkejut melihat wajah gadis itu yang sangat pucat.

“Nona, apa yang terjadi? Wajah Nona pucat sekali.” khawatir Azka.

“Saya demam, Azka.”

“Yasudah, Nona duduk dulu. Saya buatkan teh hangat.” kata Azka. Reyna pun menuruti ucapan Azka, sebab tubuhnya sudah terasa lemah.

Reyna duduk di bar table, sambil memandangi Azka yang sedang membuatkan nya teh hangat.

Gadis tersebut menoleh ke meja, dan disana terdapat satu mangkok mie instan dan satu kaleng minuman bersoda. Hal itu membuat Reyna menggelengkan kepalanya.

Tak lama menunggu, teh hangat untuk Reyna telah siap.

“Tunggu sebentar Nona, saya ambilkan obat.” Azka segera menghampiri kotak P3K yang selalu tersedia didapur.

“Silahkan diminum, Nona. Setelah itu Nona kembali ke kamar lalu istirahat, supaya Nona cepat sembuh.” Azka menyerahkan obat penurun demam untuk Reyna.

“Ya, terima kasih Azka.” ucap Reyna sembari tersenyum tipis, sangat tipis.

“Tidak perlu berterima kasih Nona, ini sudah menjadi tugas saya.” Reyna pun segera minum obat, dan setelah itu dilanjutkan dengan teh hangatnya.

“Ah ya, maaf sudah mengganggu aktivitas makanmu.”

“Itu bukanlah hal yang penting, Nona. Yang terpenting itu kesehatan Nona.” Azka pun duduk disamping Reyna, dengan memandangi wajah cantik gadis itu.

“Kesehatan kamu juga penting, Azka. Makan mie instan dengan minuman bersoda, bisa berbahaya bagi kesehatanmu.”

“Saya tidak selalu makan mie instan dan minum minuman bersoda, Nona. Ini hanya untuk mengganjal perut ketika lapar di jam darurat seperti ini.” ujar Azka.

“Ya, tapi lain kali kamu buat makanan yang lebih bergizi. Walaupun tidak sering, tapi itu berbahaya untuk lambung mu.”

“Baiklah, Nona. Terima kasih atas perhatiannya.” kata Azka sembari tersenyum manis.

“Saya berkata seperti itu karena kamu bekerja dengan saya, bukan karena maksud lain.” ucap Reyna, karena ia tahu pasti Azka sudah sangat percaya diri.

“Padahal saya tidak mengatakan jika Nona mempunyai maksud lain. Atau mungkin Nona memang mempunyai maksud lain? Ah ya, pasti Nona khawatir dengan kesehatan saya, bukan?” goda Azka.

“Ya ampun Azka, kamu adalah manusia paling percaya diri yang pernah saya temui.”

“Ya, Nona. Saya memang beda dari yang lain.”

“Sudahlah, saya mau istirahat. Berbicara denganmu hanya akan membuat demam saya semakin parah.” Reyna pun segera berdiri dari duduknya.

“Tunggu Nona, saya akan membuat pengompres demam untuk Nona.” Reyna sekali lagi menurut dengan Azka. Lelaki itu langsung bangkit dari duduk nya.

R E Y N A (NEW VERSION)Where stories live. Discover now