25

59 5 1
                                    

Menghembuskan nafas berat dan sabarnya, Ai benar-benar tidak menganggap dirinya terlihat.

Emosinya sudah dia tahan dari setengah jam yang lalu melihat Ai terlihat mesra dengan Felix.

"Ai," panggilnya untuk kesekian kalinya.

Felix melirik Deo kasihan, sebenarnya Felix ingin pergi dan membiarkan kedua manusia itu berbincang namun Ai terus menahannya.

Felix sadar jika dirinya hanya pelampiasan Ai atau bisa dibilang Ai sekedar memperalatnya agar tidak berduaan dengan Deo.

Felix menatap Ai yang tidak bergeming maupun membalas panggilannya, "Ai," panggil Felix.

Ai menengok, "gue pergi dulu, lo ngobrol sama Deo. Orang yang lo tunggu,"

Ai melirik Deo sesaat lalu menggeleng, "gue ga mau lo pergi."

Felix menghela nafasnya, "Ai,"

"Ga mau!" Seru Ai mencengkeram tangan Felix ketika pria itu berdiri sembari menyampirkan tas punggungnya.

"Jangan pergi!" Seru Ai lagi dengan mata berkaca-kacanya.

"Ai,"

Ai menggeleng kuat, "jangan pergi!" Serunya sembari menangis.

"Eh eh! Iya iya gue ga pergi!" Panik Felix kembali duduk di sampingnya.

"Astaga jangan pake nangis dong Ai!" Sungut Felix lagi.

Ai menangis sesegukan membuat Felix mendekapnya, "iya gue ga pergi."

BRAK!

"GUE GA TERIMA!" Bentak Deo, seketika tangis Ai berhenti.

Felix menatapnya terkejut begitupula mahasiswa yang berada di taman kala itu.

Kesabaran Deo sudah habis dan dia tidak terima gadisnya ada di pelukan pria lain.

"Jauhin tangan lo darinya!" Suara Deo meninggi.

Spontan Felix mengangkat kedua tangannya dan menjauhkan tubuhnya, "pergi!" Usirnya lagi.

Felix beranjak namun Ai kembali menahannya, "Ai." Geram Deo.

Ai menggelengkan kepalanya menggenggam tangan Felix yang akan pergi.

"Ai!" Sentak Deo lagi membuat tangan Ai melepaskan Felix.

Deo menarik Ai pergi dari sana meninggalkan Felix yang khawatir dengan kondisi Ai.

***

Deo membawa Ai ke markas BlackDiamond, membuat semua anggota disana menatap keduanya panik.

Ai yang berwajah datar dan Deo yang menahan amukannya, "maksudnya apa?" Tanya Deo pelan.

Ai hanya diam tidak menatapnya maupun menjawab, masih mempertahankan kebungkamannya.

"JAWAB! MAKSUD LO APA HA?!"

"Yo!" Seru semua anggota menahan tubuh Deo yang akan menyerang Ai.

Kini Ai menatap Deo tajam membuat semua orang menjauhinya perlahan, "kenapa? Lo ga terima?" Tanya Ai tenang namun tatapannya membunuh.

Ai tersenyum miring melihat Deo diam menatapnya, "Lo ga ngerti maksud gue? Lo pinter, lo punya otak seharusnya lo ngerti kenapa gue bersikap kayak gitu ke Felix." Jawab Ai tajam.

"Dek!" Panggil Geo datang dari luar markas, mendengar berita adiknya dibawa paksa membuat Geo dan Gio panik karena keduanya tau emosi Deo tidak stabil setelah pergi dari Ai beberapa bulan.

Geo dan Gio menghentikan langkahnya merasakan aura marah dari Ai, "lo pikir gue ga tau kenapa lo tiba-tiba pergi?"

Semua orang menegang, semua orang tau dan sengaja tidak memberitahu Ai karena bisa-bisa gadis ini melakukan hal yang diluar nalar.

AIWhere stories live. Discover now