12

142 13 0
                                    

Diandra melihat pantulan wajahnya di depan cermin. Dalam hatinya selalu ada penyesalan dan dia tidak berani memperbaiki semuanya. Mendapatkan cibiran dari banyak orang dan penghinaan membuatnya jauh dari putranya dan suaminya.

Menarik nafas dalam untuk meringankan beban pikirannya lalu segera kembali ke tempat yang tadi dia duduki.

Sebagai seorang wanita yang berusaha kabur dari semua orang membuatnya menjadi pemurung dan penyendiri, beruntung dia memiliki bisnis yang bagus sehingga bisa menjalani kehidupan seorang diri. Diandra tau jika dirinya selalu dicari oleh sang suami maupun anaknya, dia telah menyamar dengan sangat baik hingga semua orang tidak bisa mengenalinya.

Matanya menyusuri cafe ini dan dia bingung ketika tempatnya duduk sudah ada yang merebutnya.

"Permisi." Ucapnya ragu melihat dua anak muda ini, mereka terlihat sedang marahan.

"Ini tempat saya bukan?"

Terlihat pemuda itu mengangguk dan meminta maaf jika tempatnya diduduki teman perempuannya.

"Ga masalah lanjutin aja" ucap Diandra ramah lalu duduk di tempatnya tanpa mau pindah dari sana.

Diandra melihat interaksi keduanya dan dia tersenyum mendengar ucapan perempuan itu yang terdengar familiar untuknya.

"Netta Aisyah!"

Diandra membeku di tempat mendengar nama itu, matanya menatap ke arah wajah perempuan itu yang kini mendongak mengahalau darah yang baru saja keluar dari hidungnya.

Diandra membekap mulutnya tidak percaya bisa bertemu dengan gadis ini di tempat seperti ini. Air matanya tiba-tiba menetes mengingat kedekatan gadis ini dengan putranya.

"Aisyah" panggilnya tak kuasa menahan diri untuk tidak memanggilnya.

Dengan cepat Diandra mendekatinya dan mengusap wajahnya, membiarkan lelaki itu bingung kenapa dia mengenali teman perempuannya.

"Ini kamu nak?"

Diandra terus mengusap wajahnya dengan bahagia dan juga sedih, melihat tatapan kosong di dalam matanya dan keterdiamannya.

"Ibu kenal teman saya?"

"Dia ibu Deo." Jawab Ai singkat.

Reno terlihat sangat terkejut dan dia membekap mulutnya, Diandra tersenyum diiringi tetesan air matanya yang semakin deras.

"Aisyah" panggilnya lagi.

"Ya, aku Aisyah" ujar Ai memberikan senyuman tipisnya.

"Kamu baik-baik aja kan? Kenapa bisa mimisan begini? Kita ke rumah sakit ya" panik Diandra.

Ai menggeleng kepalanya lalu menengok ke arah Reno, "dia teman Deo bu, Reno"

Diandra mengangguk dan dengan tiba-tiba memeluk Ai begitu erat, "maafkan ibu Aisyah, maafkan ibu"

Ai mengusap punggungnya, "Deo baik kan Aisyah?"

"Dia sangat baik bu" balas Ai.

"Aku sudah lama mencarimu bu" lanjut Ai merasakan kenyamanan dari pelukan Diandra yang tidak pernah berubah.

"Maafkan ibu nak, maafkan ibu"

Ai tidak membalas lagi, matanya melirik Reno yang masih berdiri tanpa nyawa di sampingnya. Senyumannya terlihat sangat lebar, dia senang bisa menemukan seseorang yang sudah lama menghilang.

Diandra melepaskan pelukannya lalu mencium kening Ai, "takdir ibu tidak pernah jauh dari kamu Aisyah" ujarnya tersenyum lebar.

"Tunggu, tunggu!" Seru Reno merasa bodoh.

AIWhere stories live. Discover now