6

203 13 1
                                    

Deo menatap lurus ruang operasi di depannya ini. Luka tusukan Ai cukup dalam hingga banyak darah yang keluar.

Gio dan Geo selalu mengawasi Deo, tidak sedetikpun keduanya mengabaikan Deo. Mereka memang khawatir tapi lebih mengkhawatirkan Deo yang bisa melakukan apapun.

Bunda dan ayah datang langsung menghampiri Deo yang berdiri dengan tangan mengepal, "dia pasti baik-baik aja De"

Deo menengok sebentar dan kembali menunggu hasil operasinya, bunda menghela nafasnya menarik tangannya pelan.

"Duduk yuk, kamu pasti capek"

Deo menggeleng, "De"

"Aku ga mau."

Ayah merangkul bunda membiarkan Deo dengan rasa khawatirnya, "kenapa bisa kayak gini?" Tanya ayah kepada Bayu.

"Ayah tau?"

Ayah mengangguk, "ayah yang bawa dia ke mereka dan mereka suka"

"Ayah?" Gio dan Geo tidak mempercayainya, keduanya tidak mengetahui itu dan ayahnya berhasil menyembunyikan semuanya.

"Bunda tau?"

Bunda menatap kedua putranya lalu menggeleng, "tau tadi"

Rizal tersenyum menatap El yang menatapnya tajam, "bunda udah ngomel jadi tenang aja"

"Jadi?"

Bayu menarik nafasnya dalam, "Ardo ngelempar belati, masalah tetap sama"

Rizal mengangguk saja, matanya melirik Deo yang tidak bergerak sedikitpun.

"Dia gimana?"

"Masih syok dan saya khawatir dia bakalan bales Ardo lebih sadis"

"Tentu."

Rizal menatap dua putranya, "kalian harus awasi dia"

Keduanya mengangguk, "Deo." Panggil Gio.

Deo menengok, "kita makan yuk, gue udah laper"

Deo menggeleng dan kembali ke posisi semula, "kalo lo ga makan Ai ga akan keluar dari ruangan itu.

Deo kembali menengok dan langsung menarik baju Gio, "tutup mulut lo"

Gio tersenyum tipis, "yang penting lo bisa ikut gue"

Deo membuang nafasnya kasar, dia tidak mau meninggalkan gadis itu tapi mendengar ucapan Gio dia harus mengikutinya.

Gio merangkul bahunya, Geo menghela nafasnya melihat kepergian kedua orang itu. Matanya kembali melihat ke arah ruang operasi, bagaimana mungkin adiknya bisa menjadi leader club itu? Bagaimana mungkin adiknya tidak terlihat seperti itu? Banyak pertanyaan yang menggema dikepalanya.

"Ayah"

Rizal menatap Geo lalu menunjukan senyumannya, dia mengerti kebingunan putranya ini.

"Ayah tau apa yang kamu pikirkan nak, jangan khawatir Ai bisa melewati semuanya selama ini"

"Dan aku pernah ngajak dia balapan" gumam Geo dengan tatapan kosong, Rizal terkekeh mendengar gumamannya.

Beberapa jam kemudian dokter keluar dengan senyuman di wajahnya, "operasi berjalan lancar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pasien sudah mulai sadar meskipun masih lemah, kami akan menempatkannya di kamar inap"

"Terimakasih dok" ucap El diangguki dokter yang kini sudah pergi.

Bankar Ai keluar, Deo langsung menggenggam tangan Ai matanya tidak lepas melihat wajah pucat Ai.

AIOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz