4

240 15 0
                                    

Vote sebelum membaca...

###

Ai mencekal tangan Ifa yang kebetulan melewati dirinya dengan tenang.

"Kenapa Net?"

Ai memperhatikan sekitarnya yang sepi lalu menatap Ifa dengan senyumannya, "gue mohon lo jangan biarin Adnan sendiri"

Ifa menatapnya lembut dan mengangguk, "lo yang bantu gue deket sama dia dan lo yang jelasin semua masalah hidupnya dan ketidaksukaannya."

"Maaf kalau dia berbuat kasar sama lo Net"

"Gapapa udah biasa. Gue ga salah pilih ternyata. Tetep kayak gini Fa, jangan berubah"

"Gue semakin baik karena lo"

Ai menunjukan senyumannya lebar lalu menepuk bahu Ifa, "lanjutkan"

Ifa mengangguk dan meninggalkan Ai sendirian di sini, koridor yang sangat sepi akan murid-murid.

"Ngapain lo?" Tanya Adnan tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

"Lo setan!"

Adnan menghela nafasnya lalu menggenggam tangannya dengan gusar, "Nan, lo mau kena pukul lagi ha?!"

"Gue ga mau orang lain Ai"

Adnan menatap Ai dengan pandangan yang sulit diartikan, hanya gadis ini yang bisa mengerti dirinya.

"Ifa bisa bantu lo Nan, jangan manja!"

"Dia ga tau apa-apa tentang gue Ai! Hanya lo!"

Ai menggeleng pelan, dia menarik Adnan berdiri di sampingnya agar tidak menutupi pandangannya dari lukisan yang terpampang di sana.

"Ai" panggilnya.

"Jangan cerita ke gue!"

Adnan meliriknya sinis, "siapa juga yang mau cerita"

"Oh? Gue kira mau cerita hehe.. kenapa?"

"Gue sayang lo"

"Dih ngawur lo!"

"Gue ga ngawur Ai, ini fakta!"

"Lo sayang sama Ifa bukan sama gue"

"Dia hanya pelampiasan"

Ai menatapnya tajam, "pelampiasan?!"

"Lo yang maksa gue buat nerima dia, dan gue terpaksa karena ancaman lo yang akan jauhi gue selamanya. Lo pikir itu adil?!"

"Gue ga suka dia sama sekali Ai! Ga sama sekali!"

"Coba-coba"

"Ga! Selamanya gue ga akan suka sama dia!"

"He! Tutup mulut lo dan jangan suka ngeluh! Dia itu cewek baik yang pernah gue kenal. Lo pikir selama ini Ifa ga sedih lo acuhin terus?! Mikir, bodoh!" Sembur Ai tidak habis pikir dengan 'fucek boy' ini.

"Gue sukanya lo" balas Adnan membuat Ai mendengus kesal.

"Gue ga suka."

Adnan menatapnya lalu mengangkat bajunya acuh, "lo buat gue ngerasain jatuh cinta"

Ai menatapnya aneh kembali, "lo kayak ga pernah jatuh cinta aja. Lebay lo"

Adnan menghela nafasnya, "sebagai seseorang yang pernah ngalamin trauma itu bukan lebay" balas Adnan membuat Ai terdiam.

"Lo mau apa?"

"Gue mau lo"

"Ngaco lo! Dengerin gue Nan, lo udah punya Ifa yang nerima lo apa adanya. Dia paling sabar ngadepin lo yang bisanya mainin hatinya aja. Lo pikir dia ga makan hati ngeliat pacarnya godain cewek lain? Lo mikir Nan, cewek kayak gini jarang ditemuin"

AIWhere stories live. Discover now