3

275 14 0
                                    

Langkah Ai terhenti melihat mobil yang terasa tidak asing dimatanya. Itu mobil Deo?

Tidak ingin membuang waktu Ai mendekatinya dan kaca mobil itu turun memperlihatkan wajah datar Deo. Ai berdecak, dia tidak suka jika Deo berwajah seperti itu.

"Ngapain?" Tanya nya tidak melihat kearah Deo.

"Bareng si kembar." Balasnya singkat.

Ai menengok dan mendengus kesal, "oh"

"Mau kemana?!" Seru Deo melihat langkah Ai yang memutari mobilnya.

"Sekolah lah, lo pikir?"

"Bareng."

"Katanya sama si kembar"

"Si kembar udah berangkat lima menit lalu, ayo!"

Mata Ai memicing curiga, "lo bohongin gue?"

"Lo percaya."

Ai berdecak dan dengan kesal membuka pintu penumpang di belakang.

"Ngapain? Gue bukan supir lo, di depan!"

Tanpa berkomentar Ai langsung melangkah ke depan untuk sampai di tempatnya.

"Ai itu ada pintu"

"Males lah, jalan pintas ada kenapa harus muter-muter dulu" juteknya membuat Deo menghela nafasnya pelan.

"Lo marah?"

"Ga"

Deo tidak membalas lagi membuat Ai semakin kesal. Biasanya Ai menghidupkan musik selama perjalanan namun kali ini dia sengaja membiarkan keheningan merajai.

Deo sesekali melirik Ai yang terlihat tenang dan tidak peduli dengannya. Dan secara tiba-tiba dia menghentikan mobilnya di tengah perjalanan.

Ai mengernyit lalu menengok terkejut saat pelukan tiba-tiba mendarat di tubuhnya.

"Jangan kayak gini" pinta Deo berbisik lemah.

"Jangan kayak gini" ulangnya.

Ai menghela nafasnya dalam lalu membalas pelukannya, bibirnya tersenyum singkat.

"Gue ga mau lo tinggalin gue"

"Gue ga ninggalin lo selamanya De, gue hanya sementara mengejar pendidikan. Satu tahun lagi lo lulus juga terus kerja kan? Kita bareng-bareng berjuang buat masa depan kita. Ini hanya sementara"

Deo memejamkan matanya, "gue ga bisa"

Ai meleraikan pelukannya dan menatap Deo dengan pandangan lembutnya, "lo harus bisa. Gue ga mau punya sahabat yang gampang menyerah"

"Sahabat?"

Ai mengerjap lalu mengangguk, "terus apa?"

Deo menggeleng pelan dan dia langsung diam lalu kembali menjalankan mobilnya lagi.

"Kenapa?" Tanya Ai bingung.

"Gapapa"

"Lo kayak cewek aja ditanya gapapa"

Deo terkekeh pelan, "gue mikir hubungan apa yang kita jalani, dan ternyata hanya sebatas sahabat" ujarnya merasa kecewa.

"Lo mau jadi pacar gue?"

Deo langsung menengok mendengarnya, "lo nembak gue?"

Ai diam hanya alisnya yang terangkat, "lo ga mau jadi sahabat gue, gimana kalau pacar?"

Deo menggeleng pelan terkekeh geli dengan ucapan Ai yang tiba-tiba aneh seperti ini, "kenapa ketawa?! Gue serius tau!"

"Fokus dulu sama sekolah Ai"

AIWhere stories live. Discover now