8

186 15 0
                                    

El memperhatikan wajah suaminya yang terlihat sedang berpikir keras mengenai sesuatu. Langkahnya mendekat lalu mengusap pundaknya, dia khawatir jika suaminya terlalu berpikir dan berimbas kesehatannya yang memburuk.

Rizal menengok dan menunjukan senyumannya, "aku gapapa"

"Mikirin apa? Cerita"

"Mario"

El terdiam mendengar nama sahabat suaminya itu disebut, ada apa? Kenapa Rizal sampai memikirkannya seperti ini.

"Aku khawatir dia ngelakuin sesuatu kalau sampai ga ketemu istrinya"

"Maksud kamu?"

"Deo, Mario selalu memikirkan anaknya itu. Kalau aja Ai ga ada di sampingnya mungkin itu anak udah kacau bun, dan aku khawatir saat Ai pergi dia akan seperti apa."

"Aisyah pergi juga karena dia Ayah, biarkan dia ditinggalkan untuk sementara waktu dan itu untuk kebaikannya sendiri"

Rizal menganggukan kepalanya, El mengusap bahunya pelan, "jangan terlalu dipikirkan ayah, nanti kamu sakit"

"Untuk sahabat sendiri"

El mengangguk setuju, "tapi kamu juga harus sehat untuk istrimu ini"

"Tentu." Rizal tersenyum lembut beranjak pergi sembari merangkul istrinya menuntunnya ke ranjang bersiap untuk tidur.

"Aisyah mau adik" bisik Rizal nakal.

"Ayah udah tua!"

***

Pagi menjelang siang, Ai mengendarai sepeda motornya dengan santai. Dia keluar rumah tanpa meminta ijin siapapun dan tidak membawa ponselnya. Dia memang sengaja karena tidak ingin diganggu, subuh tadi Ai menerima pesan tidak mengenakan dari seseorang dan itu berhasil membuat mood paginya memburuk.

Ciiitt

Ai mengerem dengan cepat hingga motor yang dipakainya sedikit oleng, seseorang tiba-tiba memotong jalannya dan berhenti dengan seenak jidat.

Ai membuka kaca helmet fullfacenya, "woi! Belum punya sim ya lo?!" Semburnya, dia sudah menjadi tontonan pengguna jalan.

Orang itu membuka helmetnya dan dengan sekali lirik membuat Ai kicep lalu kembali menjalankan motornya dengan cepat.

"AI!!" geramnya kesal bercampur marah dan dengan cepat menyusulnya.

Keduanya dalam aksi kejar-kejaran, Ai dengan lihai menyalip setiap kendaraan di depannya tanpa takut akan celaka. Mata Deo melebar melihat cara berkendara Ai yang sangat gila, Deo menggeram kesal untuk kedua kalinya. Baru saja gadis itu keluar rumah sakit beberapa minggu lalu dan sekarang sudah kembali membuat ulah.

Deo menajamkan matanya fokus mengejar motor Ai yang sudah jauh di sana, dia tidak mau kecolongan lagi. Gadis itu berhasil membuat semua orang geger akan menghilangnya dirinya. Kurang ajar sekali gadis itu membuatnya khawatir seperti ini.

"Ai berhenti!" Serunya ketika sudah sejajar dengan gadisnya.

"Gue ga mau ketemu lo!"

"Stooppp!!!" Teriak Deo kencang hingga Ai menurunkan laju motornya dan berhenti di tempat yang lumayan sepi.

Dengan kasar Deo melepaskan helmetnya lalu turun mendekati Ai yang sudah pasrah akan omelannya, "darimana lo?"

"Cari angin" ujarnya sembari memainkan telunjuknya di bagian depan motornya.

"Ga bawa hp, ga ijin, main kejar-kejaran lagi! Lo mau masuk rumah sakit lagi ha?!"

"Ga"

Deo mendengus kesal mendengar jawaban Ai, "bahaya Ai, lo buat geger semua orang tau?"

AIWhere stories live. Discover now