07 - Zu

2.1K 309 38
                                    

"Angkasa tanpa cahaya begitu erat memeluk nestapa seolah tak ingin melepaskannya. Hingga akhirnya arunika menyapa memberi harap pada jiwa yang lelah akan rasa kecewa."

- Arnav dan Lautan -

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Angkasa masih setia dengan temaramnya sebab binar mentari belum sepenuhnya berpendar. Suara guyuran air terdengar begitu jelas sebab hanya berjarak tiga meter dari tempatnya duduk. Bocah yang baru saja bangun tidur itu sedang menunggu Arnav mandi.

Benar. Irham tinggal bersama Arnav sejak tiga hari yang lalu. Arnav sendiri yang memintanya untuk tinggal bersama. Pria itu tak tega membiarkan Irham yang masih kecil pergi sendirian tanpa tempat tinggal yang jelas. Lagi pula, ia juga sendirian di kos. Irham bisa menjadi teman untuknya.

“Dasar bocah. Bangun, mandi sana udah hampir jam 6. Abang gorengin telur dulu buat sarapan,” ucap Arnav melihat Irham yang tidur di ambang pintu.

Kamar mandi di sini memang letaknya di luar. Ada empat toilet, tapi yang paling terdekat ada di samping kamar Arnav. Irham malas jika harus berjalan ke ujung jalan untuk ke kamar mandi.

“Hmm.” Gumam Irham lantas beranjak dari tempatnya.

Hari ini adalah hari di mana Arnav resmi menjadi siswa SMA Anggraloka. Remaja itu sudah tidak sabar ingin bertemu teman-teman dan guru barunya. Ia berharap di tempat baru itu kehadirannya bisa diterima dengan baik.

Tak ingin terlambat, setelah sarapan Arnav dan Irham lantas bergegas menuju halte. Keduanya akan naik bus yang berbeda sebab rute yang dilalui juga berbeda. Bus milik Arnav tiba lebih dulu, pria itu lantas naik setelah memberi selembar uang berwarna hijau pada Irham.

“Makasih, Bang! Hati-hati!” Seru Irham lalu melambaikan tangan pada Arnav.

Lucu sekali. Baru kali ini Arnav melihat seseorang bersikap manis karena hal kecil yang sudah ia berikan. Arnav terkekeh kecil lalu membalasnya dengan acungan jempol.

Sesampainya di sekolah Arnav langsung bergegas mencari ruang kepala sekolah. Baru akan bertanya pada seorang siswa di mana ruangan kepala sekolah, Arnav dikejutkan oleh kedatangan Chio bersama dua temannya.

Noh. Lo cari ruang kepsek, kan?” kata Chio seraya menunjuk ke sebuah ruangan di dekat lobi sekolah.

“Tau aja,” ucap Arnav.

“Oiya, kenalin mereka ini temen-temen terdekat gue. Ini Alex, the king of crocodile,”

“Alex,” ucap laki-laki setinggi hampir 180 cm itu.

“Nah, yang ini Ajung alias Arga. The king of jones,” lanjut Chio.

“Ajung,” ucap pria penuh senyum itu.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang