29 - Petunjuk (3)

1K 186 79
                                    

Selamat Tahun Baru 2023 semua.

Semoga segala hal yang belum tercapai di tahun 2022 bisa terwujud di tahun ini, ya. Aamiin.

Jangan lupa tinggalkan VOMEN dan follow bagi yang belum:)

Emm pasti baru pada nonton live-nya SMCU, ya?

Oke deh, enjoy guys.

Semoga suka, happy reading~

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Cuaca hari ini tak panas juga tak mendung. Langit terlihat cerah tetapi begitu temaram. Lelaki yang baru selesai menghabiskan satu mangkuk bakso itu membulatkan mata ketika mengetahui sebuah informasi dari sang kakak. Hal itu membuat ketiga temannya bertanya-tanya.

"Kaget kenapa lu, Zu?" tanya Arga.

"Ada apa?" tanya Chio, sedangkan Alex memilih menyimak meskipun juga penasaran.

"Chi, kayaknya kita harus pergi hari ini juga." Ucap Arnav lantas menunjukkan isi pesan singkat yang ia terima dari Pandu. Alex dan Arga yang penasaran ikut mengintip dari arah samping.

"Kita harus ikut sih, fix." Ucap Arga lantas berdiri dari bangkunya.

"Cus. Kita bolos, berangkat sekarang." Timpal Alex lantas merangkul Arga kembali ke kelas untuk mengambil tas.

Arnav dan Chio saling beradu pandang. Mereka tak habis pikir dengan sikap dua temannya, tapi mau heran pun itu sudah bukan hal yang asing bagi mereka.

Kini keempat remaja itu kini sudah berada di dalam mobil Chio. Mereka akan pergi ke luar kota untuk mencari seseorang yang bisa menjadi saksi kasus Romi. Pandu mengatakan bahwa orang itu tinggal sendiri di sebuah desa di Sukabumi.

Hampir empat jam di perjalanan akhirnya mereka sampai di desa yang Pandu maksud. Mereka sempat beberapa kali bertanya pada warga letak rumah dari alamat yang mereka dapat dari Pandu. Berjalan kaki selama sepuluh menit, keempatnya kini berhenti di sebuah rumah sederhana.

Tok

Tok

Tok

Arnav beberapa kali mengetuk pintu kayu yang terlihat kusam itu, tapi tak ada respon sama sekali. Menunggu beberapa saat, Arnav kembali mengetuk.

Ceklek

Seorang pria berusia 40 tahunan muncul dari balik pintu. Ia memandang bingung lantas menyambut mereka dengan hangat. Pria yang diketahui bernama Rafi itu lantas mempersilakan tamunya untuk masuk.

"Bukan. Itu bukan suara saya," ucap Rafi dengan gelagat takutnya setelah mendengar rekaman suara yang Arnav dapat dari Pandu.

"Tolong bantu saya, Pak. Katakan dengan jujur bahwa rekaman ini adalah percakapan antara Bapak dan Romi malam itu. Saya janji akan melindungi Bapak dari Romi. Saya hanya butuh Bapak menjadi saksi di persidangan nantinya," tutur Arnav.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang