33 - Harus Segera Diakhiri

1.1K 201 71
                                    

Siang...

Masih nunggu Mocca up gak sih? Hehe

Part ini agak panjang dikit buat Mocca, agak ruwet juga.

Dah lah langsung baca aja.

Janlup VOMEN seperti biasa

Happy reading^^

.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Memarkirkan motornya, laki-laki yang masih mengenakan celana seragam sekolahnya itu kemudian berjalan memasuki sebuah rumah. Di sebuah sofa seorang laki-laki bermata sipit sudah menunggunya sejak dua puluh menit yang lalu.

Sambil mencari barang bukti mengenai pembunuhan Hanin, rupanya diam-diam Chio masih membantu Arnav untuk mencari keberadaan Abas. Laki-laki itu juga dibantu sang papa agar pencarian bisa lebih cepat dan akurat.

“Selama 13 tahun ini nama ayah lo nggak pernah ada di semua data baik pemerintahan ataupun kepolisian. Dan paling terbaru itu adalah penerbangan menuju Jerman tanggal 21 November 2000 pukul sebelas siang. Setelahnya nggak ada lagi. Kalau dari sini bisa disimpulkan bahwa ayah lo belum balik ke Indo.” Tutur Chio lantas menekan tombol enter di laptopnya.

“Bokap gue punya teman yang kerja di kantor sipil di Jerman. Tapi sayangnya dia nggak bisa ngasih banyak data ke kita karena itu melanggar privasi. Jadi, dia cuma ngasih nama-nama yang tahun itu baru menjadi warga negara Jerman.” Lanjut Chio lantas memberi Arnav beberapa lembar kertas.

“Dari nama-nama yang ada di tangan lo itu ada beberapa yang melakukan perjalanan ke Indo. Mungkin ya, mungkin ... Ayah lo ganti nama terus menetap di Jerman. Karena di sini udah nggak bisa dilacak lagi ke mana perginya. Tapi masalahnya adalah kita nggak tau ayah lo ganti nama jadi siapa.” Jelas Chio lantas menyandarkan punggungnya ke sofa. Sedangkan Arnav hanya mengangguk-anggukkan kepala seraya membaca satu per satu nama yang ada.

“Yang udah gue stabilo itu orang yang bolak balik ataupun pernah melakukan perjalanan ke Indo,” ucap Chio saat mengetahui betapa pusingnya Arnav melihat deretan nama orang yang tak dikenal.

Chio beranjak dari sofa untuk mengambil minuman dingin. Sedangkan Arnav masih fokus pada lembaran-lembaran tersebut. Sebuah pesan masuk membuat Arnav menghentikan aktivitas. Rupanya itu adalah pesan dari Irham.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Arnav dan Lautan | Haechan [END]Where stories live. Discover now