35 - Kembalinya Ayah pada Arnav

1.7K 207 102
                                    

Sore sore sore

Udah pada pulang sekolah? Atau malah libur nih?

Selamat berakhir pekan ya...

Ini part juga agak panjang dikit, semoga tetap suka ya

VOMEN seperti biasa, oke?

Happy reading^^

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Langit Minggu pagi ini begitu cerah dengan sekumpulan awan putih yang menggantung. Udara kali ini juga terasa lebih segar, mungkin karena masih terlalu pagi jadi belum banyak polusi. Seorang pria ke luar dari kamar dengan plastik kresek berisi makanan yang ditenteng. Dengan celana training, kaos hitam polos, dan sepatu ia mulai berlari kecil dengan ritme yang konsisten menuju jalanan.

Menghentikan langkah di bawah pohon besar laki-laki itu menyibakkan poni rambut lantas kembali merenggangkan tubuhnya. Sesekali menghirup udara dengan dalam dan mengembuskan ya perlahan. Bibirnya tersenyum tipis lantas mengucap syukur dalam hati.

Bagaimana bisa Arnav tidak bersyukur sedangkan pagi ini masih bisa bernapas dengan lancar tanpa perlu membayar. Matanya masih bisa untuk melihat, ia masih bisa mendengar, mulutnya juga mampu berbicara dengan mudah. Tubuhnya tak ada yang berkurang, bahkan perutnya sudah terisi oleh sarapan. Tak ada lagi alasan baginya untuk tidak menyusuri segala nikmat yang Tuhan beri secara cuma-cuma ini. Meski begitu, kadang kita lupa bahwa ini semua adalah nikmat sebab terlalu fokus mencari nikmat lain yang kita nilai lebih bisa membuat bahagia.

Berjalan menuju trotoar di seberang jalan, Arnav lantas membuka bungkusan plastik saat tiba di depan kucing-kucing yang sudah menantinya. Seperti biasa Arnav membawa sosis, tapi kali ini ia tak membawa ikan asin. Sebagai gantinya ia membawa ikan keranjang yang sudah dihilangkan durinya.

Sambil memperhatikan kucing-kucing itu makan Arnav membuka ponselnya. Besok adalah hari pertamanya untuk melaksanakan ujian kelulusan, juga proses sidang kasus pembunuhan Hanin yang mengharuskannya hadir sebagai saksi. Kemarin polisi sudah mengeluarkan hasil tes DNA yang hasilnya sesuai antara rambut Hanin dengan darah yang ada di patung. Arnav merasa sangat lega dan siap untuk menghadapi Romi di depan hakim nanti. Ia juga sudah siap untuk bertemu dengan Jov yang sudah ia ketahui sebagai sang ayah. Seperti apa responnya nanti, Arnav tak peduli. Ia akan mendekapnya walau ada kemungkinan Jov tidak menyukainya.

Mengenai Nara, Arnav masih belum melakukan komunikasi lagi dengannya. Terakhir bertemu adalah di saat ia datang ke rumah Romi bersama polisi. Perempuan itu tampak marah pada Arnav. Nara tak membalas ucapan Arnav, bahkan memalingkan wajah saat pria itu berpamitan. Ada perasaan sedih di hari Arnav melihat hubungannya dengan Nara menjadi buruk seperti ini. Namun mau bagaimanapun juga, keadilan untuk bundanya jauh lebih penting dari apapun.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang