09 - Nyamuk

1.8K 296 54
                                    

Yuhuu

Vote komen juseyooo

Ayok lah komennya, biar Mocca semangat  buat namatin ini cerita:v

Jangan lupa untuk follow yang belum dan share ke teman-teman yang lain ya^^

Happy reading~

.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Satu purnama telah Arnav lalui dengan suka cita. Pria itu sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya, baik di sekolah maupun di tempat ia bekerja. Ya, Arnav sudah mendapatkan pekerjaan. Ia bekerja di sebuah cafe yang rupanya milik temannya sendiri, Chio. Arnav baru mengetahui hal itu setelah beberapa hari bekerja di sana saat Chio datang untuk memberikan evaluasi.

Sekarang hari Minggu, itu artinya Arnav libur baik sekolah maupun kerja part time-nya. Hari ini ia memilih untuk bermalas-malasan di kamar kos sambil menemani Irham membuat video presentasi di ponselnya.

Tik

Irham mematikan ponsel Arnav sebab telah selesai mengirim video presentasi ke alamat email gurunya. Anak itu kini ikut merebahkan tubuh di samping sang kakak. Memandang awang-awang pikirannya mulai terbang.

“Bang,” panggil Irham yang hanya dibalas deheman oleh Arnav.

“Nyamuk kalau lagi kumpul keluarga ngomongin apaan ya?” pertanyaan random dari Irham membuat Arnav menghela napas panjang.

“Nggak tau, Abang kan bukan nyamuk.” Jawab Arnav lantas memejamkan matanya.

“Jadi nyamuk enak kali, ya. Cuma terbang-terbang, ngisep darah, udah. Habis itu mati kena gaplok orang,” ucap Irham.

“Terus kamu mau jadi nyamuk?” tanya Arnav.

“Nggak ah. Nggak berguna, cuma nyusahin orang. Irham yang manusia aja masih nyusahin orang,” jawab Irham masih dengan pandangan ke langit-langit kamar.

Arnav tersenyum mendengar jawaban Irham lantas berkata, “Kamu pikir nyamuk nggak berguna? Terus buat apa Tuhan menciptakan nyamuk kalau nggak ada gunanya? Bukankah Tuhan menciptakan segala sesuatu itu pasti ada manfaatnya, iya kan?”

“Iya juga ya, Bang. Terus manfaat nyamuk buat apaan?” tanya Irham.

“Buat menyadarkan kalau sekecil apapun dia, selemah apapun dia mata orang, dia juga sesuatu yang penting dan berguna. Nyamuk itu jadi sumber kehidupan bagi binatang lainnya. Jadi rantai makanan bareng hewan-hewan yang lain, yang bisa mendukung keberlangsungan makhluk hidup. Dia juga jadi pengingat buat kita kalau nilai dunia dan seisinya ini cuma seberat sebelah sayap nyamuk. Sebelah doang, seringan apa coba?” jelas Arnav.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Where stories live. Discover now