22 - Pertanda

1.1K 198 49
                                    

"Hal-hal kecil yang terjadi adalah potongan tali yang akan saling terikat membentuk rangkaian takdir Tuhan. Maka dari itu pikirkanlah sebelum bertindak dan niatkan segalanya untuk kebaikan agar ujung ikatan mu berakhir dengan kebahagiaan."

- Arnav dan Lautan -

.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Gelapnya nabastala jadi atap dua bersaudara yang tengah memecah rindu. Cahaya rembulan yang temaram jadi teman saat keduanya melenyapkan kekhawatiran yang selama ini disembunyikan. Arnav dan Pandu duduk di tempat ini sejak sepuluh menit yang lalu, merealisasikan janji untuk saling temu.

“Tante Sukma apa kabar, Bang?” tanya Arnav memecah keheningan.

“Mama sudah meninggal karena kecelakaan satu tahun yang lalu. Maaf, karena baru memberitahumu sekarang,” jawab Pandu sendu.

Arnav terdiam sebab tak menyangka dengan kabar duka dari sang kakak. Padahal dia ingin sekali bertemu dengan Sukma, tapi ternyata keadaan berkata lain.

“Siapa anak laki-laki yang tinggal bersamamu?” tanya Pandu mengalihkan pembicaraan.

“Namanya Irham, dia anak yang kabur dari panti. Irham sering diperlakukan kasar dan sebenarnya tempat itu tak layak disebut panti. Orang-orang dewasa di sana justru memperkerjakan anak-anak untuk kepentingan pribadi. Beruntunglah Irham punya keberanian untuk pergi. Karena kasihan, aku ajak saja dia untuk tinggal bersama.” Jelas Arnav lantas tersenyum simpul. Sedangkan Pandu hanya mengangguk sebagai tanda paham.

“Oiya, apa Abang tau keberadaan ayah? Arnav selama ini sudah mencari-cari, tapi tidak pernah berhasil mendapatkan informasi apapun.”

“Abang juga belum tau, Nav. Tapi, semoga saja Om Abas dalam keadaan sehat dan kita bisa segera bertemu lagi dengannya,” balas Pandu.

“Arnav juga berharap seperti itu. Arnav rindu sekali dengan ayah,” ucap Arnav sendu.

Sudah berbulan-bulan Arnav mencari keberadaan sang ayah, tapi secercah petunjuk saja tak ia dapatkan sama sekali. Ia juga meminta bantuan pada Chio untuk melacak segala hal yang berhubungan dengan Abas, tapi satu informasi pun tak ditemukan. Lantas ke mana perginya sang ayah selama ini?

Ayah bilang hanya pergi sebentar, tapi nyatanya sampai saat ini tak pernah kembali pulang.

Ayah bilang akan merayakan ulang tahun bersama, tapi di tahun-tahun berikutnya salam saja tak diberikan.

Apa ayah sudah melupakan Arnav?

Terlalu lama berpisah, wajah sang ayah saja Arnav sudah mulai lupa. Bagaimana suaranya pun Arnav tak bisa lagi mendengarnya. Ia rindu, tapi semesta tak pernah mengizinkan mereka untuk bertemu. Sejujurnya Arnav sudah lelah dengan segala hal di hidupnya, tapi ada hal lain yang belum ia tuntaskan.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Where stories live. Discover now