25 - Kalung

1K 191 35
                                    

VOMEN juseyo...

Follow Mocca juga boleh hehe

Mon maap kalo tulisannya gaje dan banyak kurangnya.

Baca aja sampe end, ok?

Happy reading^^

.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Tiga hari lagi acara pernikahan antara Nara dan Reksa akan segera berlangsung dan Arnav masih belum bisa menemui gadis itu. Buruknya lagi adalah ia mendapat kabar dari Chio bahwa saat ini Nara sedang dirawat di rumah sakit sebab kondisi kesehatan yang menurun. Gadis itu sengaja tak meminum obat yang harus ia konsumsi setiap hari, padahal itu bisa membahayakan bagi kondisi jantungnya.

Kecelakaan yang merenggut nyawa sang mama juga membuat jantung Nara mengalami kerusakan. Jantung gadis itu mengalami pembengkakan dan harus mengonsumsi obat seumur hidup. Jika sehari saja obat itu tak diminum, ia bisa sesak napas berat dan membahayakan nyawanya.

Saat ini Arnav sedang dalam perjalanan menuju kamar inap yang Nara tempati. Chio bilang hanya ada Sandra yang menemani Nara, hal itu bisa jadi kesempatannya untuk menemui sang kekasih.

"Aish," desis Arnav saat melihat dua orang bertubuh besar menjaga pintu kamar Nara.

Bagaimana bisa Arnav menemui Nara jika ada para pengawal itu? Menerobos pun yang ada malah menciptakan keributan yang mengganggu ketenangan rumah sakit.

Baru akan mencari cara untuk mengelabuhi dua orang itu, tiba-tiba Pandu datang dan menyuruh teman-temannya untuk pergi. Pria bertubuh tinggi dengan setelan jas hitam itu lantas melihat ke arah Arnav dan memberi kode bahwa situasi sudah aman.

Ah, Pandu benar-benar tahu apa yang Arnav inginkan.

"Makasih banyak ya, Bang," ucap Arnav dengan wajah begitu senang.

"Sama-sama. Yaudah, gih masuk." Balas Pandu lalu menepuk pelan lengan sang adik.

Arnav masuk ke dalam ruangan serba putih ini membuat dua perempuan di sana menoleh secara serempak. Lengkung indah di wajah Nara terbit begitu saja saat menyadari kedatangan Arnav. Sandra sedikit terkejut melihat Arnav bisa masuk ke dalam ruangan ini, tapi ia langsung memahaminya dengan cepat saat melihat sosok Pandu dari kaca kecil di pintu. Memberi tempat dan waktu untuk Arnav berbicara pada Nara, Sandra memilih ke luar kamar.

"Arnav, aku nggak mau menikah dengan dia. Aku mau pergi aja sama kamu," rengek Nara.

Arnav duduk lantas menggenggam erat tangan gadisnya. Ia tak tahu harus berbuat apa. Posisi ini sangat menyulitkan untuk keduanya.

"Aku akan cari cara untuk membatalkan pernikahan kamu besok. Kamu jangan pikir yang macam-macam, ya. Kamu harus sembuh dulu, oke?" ucap Arnav menenangkan gadisnya.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Where stories live. Discover now