38 - Surat

1.5K 205 90
                                    

Malam semuaaaa

VOMEN seperti biasa ya...

Ini tinggal BAB-BAB penutup aja, kok. Setelah itu selesai, hehe.

Mungkin kurang satu atau dua BAB lagi, terus udah.

Jangan tinggalin Mocca ya kalau Arnav dan Lautan udah end:"

Oke langsung aja, semoga suka:)

Happy reading^^

.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Langit semakin malam semakin gelap mencekam. Tanpa satu dua bintang ataupun remang cahaya bulan. Dinginnya angin yang terus berembus seolah mengajak laki-laki berbaju koko itu untuk segera berlindung di dalam ruangan.

Irham baru saja pulang yasinan dari rumah Jov diantar oleh Pandu. Dia menolak ajakan Jov untuk bermalam di sana selama beberapa hari dengan alasan takut jika kucing-kucing di rumah kelaparan.

Diam memandangi pintu yang tak dibuka sejak kemarin, Irham berusaha untuk menetralkan perasaannya. Memutar kunci, ia kemudian menggerakkan gagang pintu membuatnya mampu melihat betapa temaram kamar kos yang mulai hari ini akan ia tempati sendiri.

Baru melangkahkan kaki satu kali, seekor kucing berlari dari arah dapur dan menabrak kaki Irham. Kucing itu mengitari kaki membuat Irham mengambil posisi berjongkok. Ia usap lembut kepala kucing kesayangan sang kakak lalu membawanya ke dalam gendongan.

“Meow ... Meow ...”

“Apa Mel? Lapar? Hm?” Tanya Irham dengan suara parau lalu menurunkan Amel sebab kucing itu meronta tak ingin digendong.

Amel berlari kecil ke luar kamar lantas berbolak-balik seolah sedang mencari sesuatu. Kucing itu kembali pada Irham lalu berjalan lagi ke luar, begitu hingga berkali-kali.

“Kamu kenapa? Teman-teman mu ada di dalam, Mel.” Ucap Irham lalu menyusul ke mana Amel berjalan.

Amel menuju sudut kamar tempat di mana Arnav biasa duduk bersandar seraya menonton televisi. Kemudian kucing itu berlari menuju tas dan tumpukkan buku milik Arnav. Irham masih tidak paham yang Amel maksud hingga akhirnya kucing itu naik ke atas meja dan menyentuh figura yang berisi foto Arnav dan Irham.

Bibir Irham tersenyum kecut lalu mendekati Amel. Ia usap lagi kepala kucing itu lantas bertanya, “Kamu cari Bang Zu, ya?”

“Meow...”

“Maaf, ya. Bang Zu sekarang udah nggak ada di sini lagi. Bang Zu udah pergi ke tempat yang indahhhhh banget. Amel di sini aja sama Irham, ya? Temenin Irham, karena Irham udah nggak punya siapa-siapa lagi.” Tutur laki-laki itu lantas terisak.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Where stories live. Discover now