39 - Setelah Kepergiannya

1.9K 196 24
                                    

Hai hai hai

Mocca datang lagi dan lagi xixixi

Jangan bosen ya, hehe

Nih, Mocca kasih dua BAB langsung:)

VOMEN loh yaaa

Happy reading^^

.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Langit meredup seiring mentari yang mulai beringsut pergi. Seorang remaja yang bersandar di tumpukan bantal tersenyum saat melihat indahnya pendar jingga di angkasa dari kaca jendelanya. Kemudian dahinya menyerit saat ia menangkap sosok Amel yang duduk terdiam di depan pintu dengan kepala yang terus mendongak. Kucing betina itu bergerak seolah ingin berdiri membuat Irham bertanya-tanya.

“Amel, Amel.” Panggil Irham lalu membunyikan mainan untuk menarik perhatian si kucing.

Tak ada respon dari Amel, kucing itu tak menoleh apa lagi tertarik dengan suara yang Irham ciptakan. Detik berikutnya Amel berlari hingga ke luar kamar. Irham yang belum bisa banyak bergerak akhirnya hanya bisa pasrah.

“Kucingmu kenapa melamun di depan, Ham?” tanya Pandu yang tiba-tiba masuk. Pria itu membawa makan malam dan obat yang sudah dokter resepkan untuknya.

“Nggak tau, Bang. Bisa bantuin Irham berdiri? Irham mau lihat,” jawab Irham.

Pandu kemudian menuntun Irham ke luar kamar. Di sana mereka melihat Amel yang hanya diam menghadap ke arah jalanan. Mungkin orang lain juga akan melihat hal yang sama, tapi tidak bagi Amel.

Amel sedang memandangi wajah seseorang yang sudah lama tak ia lihat. Wajah yang selalu membuatnya nyaman dan kesal secara bersamaan.

“Amel gue yang comel. Udah makan?” tanya pria itu.

“Dah.”

“Dih, judes banget jawabnya. Kalau sama si Irham jangan judes-judes juga, ya. Kasian dia sendirian ngurusin kalian,”

“Siapa suruh Abang pergi? Tega banget ninggalin Amel,”

“Iya, iya. Abang minta maaf, deh. Tapi, mulai sekarang yang nurut ya sama Irham. Sekarang Irham yang bakal ngerawat kamu,”

“Makasih banyak Mel udah nemenin Abang dari kecil sampai Abang pergi. Kamu beneran saksi hidup Abang, hehe. Maaf juga kalau sering bikin kamu kesel apalagi cuma ngasih roti ala kadarnya di anniv kita yang ke empat. Abang bahagia bisa rawat kamu sampai kamu jadi kucing tercantik se- kos-kosan,” ucap Arnav.

“Amel juga minta maaf kalau sering ngerepotin Abang. Minta ini itu, padahal duit Abang pas-pasan. Makasih ya, Bang, udah mau merawat Amel dengan suka rela. Amel tau kok kalau Abang sayang banget sama Amel. Tunggu Amel di sana, Bang,”

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Where stories live. Discover now