Kejutan

297 8 0
                                    

***

Hari ini, inti Rantai Hitam berkumpul dengan formasi lengkap.

Datangnya Electra Sugureta ke kostan, setelah dibuat sibuk seminggu full di kampus guna persiapkan acara PKKMB yang dijadikan satu dengan LKMM-TD bulan depan, membuat semua orang di dalam ruangan menahan nafas.

Bukannya mengeluh, tapi saat ini kehadiran Elle benar-benar tidak diharapkan semua orang. Termasuk Bara. Hari masih pagi, namun para singa betina berkumpul secara kebetulan di dalam satu frame. Dimulai dari Sarah, Dira, Novia, dan sekarang Elle. Tak ada yang melarang. Sebab, semua wanita punya kepentingan masing-masing. Tak jauh berbeda dengan Elle yang notabene penghuni kostan. Tapi ... ah, sudahlah! Bajingan!

Yang menjadi sorotan bukanlah hal remeh seperti itu. Akan tetapi, ruang tamu kostan Rantai Hitam semakin ramai, berikut ketegangan yang dirasa mengkhawatirkan. Bukan tanpa alasan. Sesaat setelah Bara selesai menyanyikan sebuah lagu, Elle berhambur memeluknya. Memberikan ciuman hangat di bibir si sableng.

Bara diam tak berkutik. Masih shock karena serangan mendadak gadis blesteran bule ini. Motif Elle melakukan ini masih menyimpan tanda tanya. Tak hanya di kepala Bara, tapi di kepala para batangan yang melongo melihat Queen of Rantai Hitam memberi ciuman untuk pemuda yang baru dikenalnya.

"Bara. Aku kangen banget sama kamu. Selamat ya kamu udah diterima di sini. Jadi kita bisa setiap hari ketemu." Elle mengalungkan kedua tangan di leher Bara. Si bule menatap penuh cinta kepada Bara yang hanya menatapnya datar.

PLAK!

Belum sempat Bara buka mulut, gamparan keras mendarat di pipi Bara. Tangan putih mulus milik Novia berhasil membuat si sableng oleng ke samping. Hampir saja Bara terjatuh dari tempat duduknya andai Elle tak sigap memeganginya.

Sejurus, tatapan tajam Elle tujukan kepada Novia. Seraya melepaskan pelukan pada Bara, Elle mendekati Novia yang tengah meremas tangannya. Mempersiapkan serangan untuk yang kedua kalinya.

"Sopankah Anda menampar Bara di saat saya sedang bicara dengannya, hei, Dosen Kampungan?" tanya Elle, dingin.

"Sopan nggak, saya yang lebih dulu bicara sama Bara, kamu tiba-tiba datang dan langsung menciumnya? Di mana otakmu, Bule Abal-Abal?" jawab Novia, tak kalah dingin.

"Dasar Mak Lampir. Ganjen banget Anda ini. Bara itu nggak suka sama yang tua-tua. Sadar diri, dong. Yang muda biar sama yang muda, setan." Elle mulai memprovokasi. "Dan masih kenceng. Ya, kan, Bar?"

Bara menjawab dengan gelengan. Ia menatap nanar sosok Novia yang tengah mengepalkan tangan. Nafasnya memburu. Matanya tajam mengerikan memandang Elle penuh perhitungan.

Tak ingin membuat situasi semakin runyam, Bara berdiri. Mengembalikan gitar ke tempat semula, lantas menghampiri Aura. Menggendongnya di punggung, lalu berjalan ke pintu utama kostan. Tanpa berpamitan, Bara pergi dari sana. Meninggalkan semua orang yang semakin dibuat penasaran oleh sikap si sableng.

***

Bara putuskan untuk berjalan kaki. Maksud hati sekalian mengajak Aura olahraga, Aura justru menolak turun. Sudah terlanjur nyaman digendong Bara.

Tak hanya itu, dua singa betina justru turut ikut mengekor di belakang Bara. Berjalan sambil adu mulut tiada henti. Sungguh, inilah yang Bara benci. Berurusan dengan wanita menguras kesabarannya. Dira dan Aura saja sudah menyibukkan Bara, apalagi ditambah dua wanita berparas cantik bak ratu di belakangnya. Bajingan.

Bukan minimarket yang Bara tuju. Ia menghampiri penjual ice cream keliling, yang kebetulan sedang membuka lapak di pinggir jalan. Di kanan-kirinya terdapat penjual telur gulung dan cimol.

Hak Asasi Money 21+ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang