Duel Dua Kstaria

252 8 0
                                    

***

Dulu kawan, sekarang lawan.

Dua petarung andalan Rantai Hitam yang kini berseberangan. Semakin bertambahnya usia serta perubahan circle, jalan untuk mencari jati diri keduanya kian terasa berbeda. Yang satu ingin meraih kejayaan melalui jalan berliku, sedangkan yang satu menginginkan jalan lurus tanpa hambatan.

Itulah Berto dan Hades. Dua sahabat yang dulunya akrab, di pertemuan malam ini mereka bagai langit dan bumi. Tak bisa bersatu.

"Jadi penyepong RR, kamu sekarang tambah subur, ya, Hades." Berto mulai menebar provokasi.

Mengambil langkah pertama, Berto meninju dada Hades. Sayang, Hades yang sekarang bukanlah lelaki yang berlindung di ketek Berto. Hades hari ini adalah Hades yang sudah bertransformasi menjadi sosok angkuh nan kuat. Sama sekali tak ada efek apa pun saat Berto mendorong tinju di dada si wajah gahar. Yang ada, justru Hades membusungkan dada. Diamnya lelaki itu dengan wajah mengejek sudah cukup menjadi alasan Berto untuk menarik kepalan tangan.

"Aku hanya berdiri di kelompok yang menang."

"Kamu kira Rantai Hitam kelompok pecinta musang?"

"Lho? Aku kira selama ini Rantai Hitam cuma sekumpulan penjahat kelamin penyuka sesama jenis."

"Bangsat. Kalau yang kamu maksud Mas Putra, dia sudah lama berubah."

"Berubah duburnya tambah longgar, gitu?"

"Walaupun kita berdua tau kalau aku membenci si tukang tidur itu, bukan berarti aku menerima orang lain menghinanya di depanku. Kita di sini bicara soal nyali, Hades."

Hades tepuk tangan. "Salut aku sama kamu, Ber. Entah kamu lagi beruntung atau sial ketemu aku di sini, satu yang pasti." Seraya mengeluarkan ponsel, Hades membuka locksreen. Tampilan pertama yang Berto lihat adalah sebuah rekaman CCTV di mana Bara tengah dikelilingi oleh para samurai di sebuah ruangan. Tak ada jaminan Bara bisa keluar dari sini tanpa luka. Sedetik, Hades memasukkan ponsel kembali ke kantung celana, lalu berucap, "Anak barumu lumayan menarik. Jadi ya, RR sedikit memberi sambutan selamat datang. Hahahaha."

Bukannya cemas, Berto justru menutup mulut dengan telapak tangan. Menahan tawa. "Nggak mempan. Dan, jangan mencoba mengancamku hanya karena kami ada di markasmu. Ingat, yang menjadi ancaman di sini bukan aku."

"Apa maksudmu?" kerutan di dahi Hades terbentuk. Ia mulai terpancing. Suaranya pun sampai naik satu oktaf.

Sebelah bibir Berto terangkat miring. "Anak baruku lebih kuat dariku. Lebih random dari Mas Putra. Lebih jahat dari Mas Rio. Juga lebih gila dari Mas Loki."

"Omong kosong!"

"Kalau kamu nggak percaya, kita lihat saja siapa yang keluar dari ruangan itu. Bara atau para kacung RR."

"BEDEBAH!" sentakan keras dari mulut Hades, disambung dengan mengambil kuda-kuda mantap, lalu mengepalkan tinju yang menarget dada Berto. "Mati kamu, bangsat!"

BUGH! BUGH! BUGH!

Dua pukulan disematkan ke daerah dada, dan satu pukulan terakhir Hades mengarah pada perut Berto yang hanya tertutupi kaos tanpa lengan.

Berto hanya merentangkan tangannya sambil tersenyum mengejek.

Tak berhenti di situ, bukannya makin terdorong akibat pukulan Hades, Berto justru melangkah maju, seakan pukulan bak anak TK yang didapatkannya itu bukan masalah besar. Geli pun tidak. Berto begitu kokoh. Petarung jalanan andalan Rantai Hitam memang tidak mengecewakan.

"Gitu doang, ho?" Berto menaikkan sebelah alisnya, menantang. "Sakit aja enggak, lho. Masih mending pukulan adikmu."

Hades terbelalak. Mundur. Menjaga jarak beberapa langkah. Yang kesakitan bukan Berto, namun tangan Hades memerah dan membengkak.

Hak Asasi Money 21+ [On Going]Where stories live. Discover now