Bagian 18 : Inggrid Iswara

43.6K 4.3K 164
                                    

Aku tahu, tidak mudah menghadapi sikapku yang berubah-ubah. Tapi maukah kamu bersabar sedikit lagi?

===

Ara hanya bisa bengong dengan hati yang bergemuruh. Bagaimana bisa dia tidak kepikiran hal itu? Adam memang laki-laki yang sudah matang.

Secara fisik dia tampan dengan badan yang atletis, secara otak dia pandai dan terpelajar, secara materi dia cukup mapan. Adam terlihat memang sudah matang untuk menikah.

Tapi kenapa aku nggak pernah kepikiran sejauh itu?

Ara tidak lagi mendengar sayup-sayup suara percakapan. Sepertinya mereka sudah menjauh, mencari tempat yang tepat untuk membicarakan masalah itu.

Ia menyandarkan dirinya ke sofa dan menghela napas panjang. "Bunda nggak balik-balik sih dari rumah Nenek Utti? Ara kangen."

===

Andrian menatap gadis di boncengannya dari spion tanpa minat. Gadis itu adalah satu dari sekian yang dekat dengannya. "Amel, kenapa kamu mau sama aku padahal tau kalau diporotin?" tembak Andrian tepat sasaran dan tanpa basa-basi.

"Karena aku rela nglakuin apa aja demi kamu," jawab Amel dengan tenang dan memeluk pinggang Andrian.

Andrian tersenyum sinis di balik helm full face-nya. "Cuma itu?"

"Kamu ganteng, keren, terkenal lagi. Kamu itu laki-laki paket plus-plus."

"Itu aja?"

Kamu menyedihkan. Ucapan Ara saat di perpustakaan tiba-tiba saja terlintas di ingatan Andrian.

Amel melihat ke Andrian dari belakang dan melonggarkan pelukannya.

"Kamu maunya apa?"

"Mau tubuh kamu. Boleh?" tanya Android. Dari kaca spion ia perempuan bernama Amel itu terlihat terkejut.

"Bo-boleh," jawabnya kemudian. Andriam tersenyum miring dan menepikan motornya.

"Kok berhenti?"

Andrian menoleh singkat. "Turun. Aku mau tubuh kamu sekarang."

"Hah?!"

"Turun!"

Perempuan itu pun turun. "Kamu yakin di pinggir jalan gini?"

Andrian mengangguk dan melepas helmnya.

Amel menggaruk belakang tengkuknya yang tidak gatal. "Terus aku harus ngapain?"

"Jalan sampai rumahmu. Aku mau tubuh kamu menderita."

"HAH?! Jangan bercanda deh, nggak lucu," ucapnya kemudian terkekeh dan hendak menaiki motor lagi, namun dicegah Andrian.

"Aku serius. Kamu murahan. Aku nggak suka," ucap Andrian membuat Amel berkaca-kaca. Tangannya meremas bajunya gelisah.

"M-maksud kamu?"

"Katanya kamu rela ngelakuin apa aja buat aku?" tanya Andrian sembari menaikkan alisnya.

"K-kamu bilang a-aku murahan," ucapnya menahan tangis.

"Nggak usah nangis, aku nggak akan kasihan. Kamu mau aku porotin karena aku paket plus-plus kan? Kamu udah dapet kesenanganmu, dan aku udah dapet uangmu. Kita impas," ucapnya kemudian mengenakan helmnya kembali. "Thanks, Cantik tapi sayang murah," lanjutnya kemudian melajukan motornya meninggalkan Amel yang kini menangis.

Andrian menghela napas. "Huh, aku kira bakalan beda. Ternyata sama aja."

Ia kemudian mendengus kasar. "Inggrid Iswara, ya?"

===

"Loh, Ara malah ketiduran," gumam Adam saat melihat Ara tertidur di ruang tamu. Ia baru saja selesai berbicara memgenai topik yang sensitif, hal itu membuatnya lelah dan tertekan.

Ia duduk dengan tenang di kursi tepat di hadapan Ara. Dari jarak yang dihalangi oleh meja, ia melihat Ara yang memejamkan matanya dengan intens.

Aku tahu, tidak mudah menghadapi sikapku yang berubah-ubah. Tapi maukah kamu bersabar sedikit lagi?

Adam menghampiri Ara dan melambaikan tangannya di depan wajah Ara. "Ra, Araaaa, pulang yuk?" ucapnya sangat pelan menyerupai bisikan.

"Niat mau bangunin nggak sih?!" ucap seseorang tiba-tiba mengagetkan Adam.

"Paan sih?!" kesal Adam melihat Rendi melipat kedua tangannya di atas dada dan bersandar di pintu.

"Dia kan?" tanya Rendi. Melihat Adam hanya diam, Rendi pun melanjutkan ucapannya agar Adam paham apa yang dimaksud, "Dia kan? Inggrid Iswara. Truth or dare."

Adam mengheka napas kemudian mengangguk.

Rendi tersenyum. "Sudah kuduga. Good luck."

Adam menutup matanya kemudian berdiri dan menggendong Ara bridal style dengan pelan.

Adam menoleh dan mengecek apakah Ara terbangun. Ternyata tidak. Ia harus segera membawanya pulang karena akan menenangkan diri dengan berpikir menyendiri.

"Aku anterin dia pulang dulu."

===

Maaf ya pendek. Nungguin panjang nanti gak update-update. Huhu.

Doain ya, diriku lagi UAS.
❤️

Tertanda Dosenmu (Complete ✓)Where stories live. Discover now