Bagian 23 : Menikah?

42.7K 4.2K 37
                                    

Dan di sinilah Ara berada, di dalam mobil Adam, duduk diam di jok belakang dengan menunduk malu.

Suasana begitu absurd untuk dijelaskan.

Gilaaa! Aku satu mobil sama Kak Adam plus Ibu dari calonnya atau tunangannya Kak Adam!

Masih ingat kejadian saat Ara menemukan foto di mobil Adam kemudian ia ke rumah dan bertemu wanita paruh baya? Ya, itu dia.

Aduh, harus bilang apa ini aku? Minta maaf?

Tak lama mobil terparkir di depan rumah Ara

Merasa mobil berhenti. Ara yang sedari tadi menunduk pun mendongak, kemudian langsung menunduk kembali karena kaget tatapan dua orang di jok depan memandangnya mengintimidasi.

"Ara, jelasin," ucap Adam singkat.

Ara menghela napas dan menggigit bibir bawahnya menahan malu tingkat tinggi.

"Kak! Maafin akuuuuu. Maaf tadi jadi ngenalin ke Tipsy sebagai calon suami aku, aku nggak sengaja sumpah, ceritanya panjang. Dan maaf, Tante. Ara nggak tahu ada Tante di sini. Mungkin Tante sakit hati karena Ara, maafin Ara. Ara tahu Kak Adam udah punya tunangan anak Tante, tapi Ara malah ngaku-ngaku jadi calon istrinya Kak Adam. Sebenernya aku nemuin foto di mobil Kak Adam, foto kak Adam sama perempuan mirip Tante, dan nggak sengaja denger percakapan Tante sama Kak Adam tentang nikah-nikah. Dan tadi siang aku denger Kak Adam udah tunangan. Ara minta maaf, Ara malu. Dan... dan... Ara minta maaf." Ara menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Sudah, Nak Ara. Tante tahu kamu nggak sengaja. Tapi kamu tahu konsekuensinya kan? Di sana banyak orang dan bisa aja kabar ini menyebar ke lebih banyak orang?"

"Maaf, Tante. Ara jadi bohong ke banyak orang."

"Kamu tahu Adam sudah akan segera menikah?"

Ara mengangguk. "Menurut kamu, Adam sudah siap untuk itu kan?"

"Iya, Tante. Kak Adam udah terpelajar, pinter, ganteng, baik, punya pekerjaan, mapan. Sudah siap buat jadi menantu Tante, Ara nggak bermaksud buat ambil Kak Adam dari anak Tante kok," jawab Ara yang tanpa Ara sadari membuat Adam memalingkan wajah tersipu.

"Kamu tahu cara biar hal tadi nggak jadi suatu kebohongan yang lebih meluas?"

Ara menunduk. "Nggak tahu, Tante."

"Caranya dengan menjadikan Adam calon suamimu yang sebenarnya, bukan pura-pura."

"HAH?!" kaget Ara dan Adan bersamaan.

"Tapi, Bu—" Wanita paruh baya itu mencubit perut Adam membuat Adam menghentikan ucapannya.

"Tante, jangan gitu, kasih anak perempuan Tante kehilangan Kak Adam."

"Tidak apa-apa, Adam masih akan Tante anggap sebagai anak sendiri. Kamu mau? Itu persyaratan kalau mau dapat permintaan maaf dari Tante."

"Tapi Tante, anak Tante bagaimana? Nggak apa-apa kok, Ara tinggal jelasin ke temen-temen Ara kalau tadi cuman bercanda."

Kok pola percakapan ini radak aneh? Jangan-jangan bener yang aku pikirin? pikir Ara dalam hati.

"Kamu mau dapat maaf dari Tante atau tidak?"

"Mau Tante."

"Jadi?"

Ara melirik ke arah Adam. "Tante, Ara bicarain sama Kak Adam dulu. Kak, ayo bicara sebentar," ucap Ara lalu keluar dari dalam mobil.

"Kamu pengen ngomong apa?"

"Kak, maaf sebelumnya. Aku nggak tahu kalau semuanya jadi serunyam ini. Aku takut Tante tadi nyuruh aku begitu karena bener-bener kecewa dan—"

"Kamu tadi mau ketemu kan? Mau bicarain apa?"

Aku coba tanya iseng aja deh!

"Ngg... aku nggak tahu pantes atau perlu apa nggak ngomongin ini sama Kak Adam. Tapi aku ngerasa harus ngomongin ini. Aku mau tanya, kejadian tempo hari waktu Kak Adam sama aku tidur satu ranjang, Kak Adam nggak ngelakuin aneh-aneh kan?"

"Hah? Emangnya kenapa?"

"Jawab dulu."

"Ra, jangan bilang kamu ham—"

"STTTT!!!! Kak! Makanya aku mau tanya dulu, kalau aku langsung beli testpack aku takut ketahuan, aku takut kecewain semuanya."

"Ra, maafin aku." Adam merengkuh Ara dalam pelukannya.

"Kak... Kak Adam nggak ngelakuin apa-apa kan?" Ara mulau merasa takut.

"Maafin aku, Ra."

Ara meremas baju Adam kuat. "Kak! Jawab pertanyaan aku, jangan minta maaf terus."

"Ra, dengerin Kak Adam. Kamu mau nggak? Turutin apa kata Ibu?"

"Tapi gimana sama—"

"Ra, aku cinta sama kamu."

Ara langsung melepaskan pelukan Adam. Terkejut mendengar perkataan Adam.

"Kak?" lirih Ara dengan menatap manik mata Adam, mencoba menemukan kebohongan di sana.

"Aku mohon, menikahlah denganku, Inggrid Iswara."

####

Yeyyy, double update. Mau triple update? Komen sebanyak-banyaknyaaaaa. Wkwk

Tertanda Dosenmu (Complete ✓)Where stories live. Discover now