Bab 2 : Love Triangle

3.5K 421 8
                                    

Sudah dua hari berlalu. Aku hanya menerjemahkan berbagai dokumen di sini. Sesekali mengobrol dengan anggota tim.

Aku sudah mengamati semua anggota tim. Berharap kami bisa akrab kedepannya. 6 bulan bukanlah waktu yang sebentar. Berdasarkan kontrak, 3 bulan kedepan aku digaji sebesar 3.300 USD, sedangkan 3 bulannya lagi akan naik seiring dengan kinerjaku.

Jari-jemariku mengetik web online shop. Login dan memasukan barang-barang yang ingin kubeli. Masukan keranjang, checkoutnya belakangan.

Sambil bersenandung kecil dan memangku laptop di halaman belakang, aku merencanakan apa yang akan kulakukan jika pulang.

"Pulang ke Indonesia beli apa ya? Shopping? Mukbang? Atau berlibur ke Bromo?" Tanyaku pada diri sendiri.

Khayalan tingginya penghasilanku sudah tercetak sempurna di otaku. Bisa kau bayangkan? Saat kerja sambilan gajiku hanya sampai 150-200 USD atau setara 2-2.8 juta per bulan. Namanya juga sambilan atau magang. Jangan harap dapat gaji UMR.

Tapi sekarang?

"Akhirnya bisa ke mall tanpa liat harga.." teriaku kegirangan. Tanpa sadar aku berseru menggunakan bahasa Indonesia.

"Apa yang kau bicarakan? Kau terlihat senang?" Suara pria mengintruksiku dari belakang.

Aku tersentak dan langsung menutup halaman beranda online Shop ku. Kupikir di halaman belakang ini hanya ada aku sendiri.

"Oh, Shimazu-san? "

Aku memanggil menggunakan marganya, lengkap dengan akhiran-San sebagai bentuk kesopanan.

"Bukan apa-apa. Nilai ujian semesterku cukup bagus. Dan.. yah, aku senang". Dustaku.

Shimazu-san menutup mulutnya. Menahan tawa.

"Pfftt.. benarkah ? kau terlihat membayangkan sesuatu yang lucu".

Aku mengerutkan keningku. Dia tak mengerti bahasa Indonesia kan ?

"Ti-tidak kok. Apa aku harus menunjukan nilaiku padamu juga ?"

Shimazu-san menggelengkan kepalanya. Ia duduk di sampingku yang sedang membuka email dari Khan. Mengecek apakah ada dokumen terbaru yang harus di terjemahkan atau tidak.

"Bagaimana dengan mess disana? Apakah sudah dapat ijin dari walikota sana?"

Aku mengangguk. "Sudah, hanya saja kita dapat mess yang cukup jauh dari titik lokasi penggalian artefak yang sudah di tetapkan. Bagaimana menurutmu?"

"Apa tidak ada solusi lain ?"

Aku menggeleng.

"Kemarin, Pak Walikota bilang ada tantara AS yang di tembak oleh salah satu pemuda radikal. Ini bukan lagi perseteruan antar agama, tapi antar bangsa. Kupikir akan lebih baik jika kita mengurangi resiko terlibat dalam perang sipil di sini. " saranku.

Ketika menghubungi kantor perijinan pelaksanaan ekspedisi di sana, aku mengerti mengapa UNESCO sampai melibatkan salah satu anggota PBB. Rupanya, di Al- Hillah juga terdapat markas tantara AS yang bertugas mengamankan perseteruan antara masyarakat radikal di dalamnya.

Shimazu-san melepas jaketnya, menyampirkan jaketnya di bahunya. Memperlihatkan tato macan di lengan kirinya. Satu lengannya penuh dengan tato besar. Tubuhnya tak terlalu tinggi besar seperti Sir Zhukov, tapi ia cukup tinggi. 177 cm dengan proporsi badan yang pas. Kekar tapi tak terlihat berotot.

 Kekar tapi tak terlihat berotot

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kutukan Dewi IshtarWhere stories live. Discover now