Bab 7 : Blood and Roses

2.7K 472 11
                                    

Sandalwood adalah aroma yang mengingatkan Han Gu akan rumah. Aroma kayu dan hutan yang menenangkan. Membuatnya tertidur nyenyak. Namun, aroma yang ia hirup di tubuh Bella memberikan reaksi yang berbeda pada tubuhnya.

Semakin lama, aroma itu semakin tajam. Semakin membuat tubuhnya panas seketika. Bersyukurlan tubuhnya terluka. Rasa sakit di kakinya yang terkilir membuatnya sadar akan posisinya.

"Aku tak memakai apapun. Lagi pula parfum ku Chamomile" sangkal Bella.

Han Gu masih ragu. Ia menempelkan hidungnya ke leher Bella. Membuat Bella menegang seketika.

"Oi, kujatuhkan loh kalau kau begitu?"

Perilaku Han Gu membuat Bella risih. Ia memperingatkan pria itu, karena posisinya Han Gu sedang bersandar padanya. 

Bukannya menjauh, Han Gu malah semakin menempelkan hidungnya di leher Bella. Bahkan tangannya tak lagi di bahu, melainkan di pinggangnya.

"Tidak, ini sandalwood" bisik Han Gu.

Bella berusaha menjauhkan kepala Han Gu. Ia mulai waswas. Kejadian Zhukov kembali terngiang di otaknya.

Han Gu masih meributkan aroma Bella, padahal Bella sudah menyangkalnya. Perbedabatan itu terhenti ketika suara sosok pria di belakang mereka.

"Memangnya apa masalahnya?"

desis Shimazu yang tiba-tiba ada diantara mereka. Menyalakan ampu senter dari ponsel tepat di wajahnya.

"Akhh!! Sial! Kau mengagetkanku!" Teriak Bella.

Shimazu langsung merebut Han Gu supaya bertumpu padanya. Memberikan senter pada Bella, dan menyuruh Bella yang menunjukan jalannya.

Han Gu berdecak kesal. Sekilas ia terlena dengan aroma Bella dan hampir saja menggigit gadis itu.

"sekarang kau paham kan ?" Bisik Shimazu.

"Kau mengetahuinya? sejak kapan?" Balas Han Gu.

Ternyata bukan hanya dirinya yang merasakan aroma itu di tubuh Bella. Yang berbeda hanyalah baunya. Coffe Chocolate, Daisy dan Sandalwood.

"Sejak sebelum tiran Rusia itu menggigitnya. Bukan hanya kita, Khan dan Diane juga tahu". jawab Shimazu.

Bella tak mempedulikan kedua teman pria di belakang yang berbisik-bisik. ia fokus mengarahkan senter pada lorong tempat ia terjatuh. Ruangannya sedikit berbeda dengan tempat ia dulu terjebak. Bella tak mengerti kenapa.

"Shimazu, lorongnya berbeda dengan tempatku kemarin jatuh. Bangunan yang kemarin terlihat seperti kuil mesir, sedangkan ruangan ini lebih sempit, kurasa". Ujar Bella.

"Kita dalam Ziggurat. Batunya di tumpuk miring ke arah tengah. Bella, bisa kau arahkan senter ke atas dinding depan".

*Ziggurat itu bangunan piramid yang biasanya berfungsi untuk beribadah

Bella menyenteri salah satu pilar dengan tulisan paku. Sesekali memfoto tulisannya untuk dokumentasi dengan ponsel.

Shimazu menyuruh Han Gu duduk sejenak. Ia berdiri menghampiri Bella. Mulai menerjemahkan satu per satu aksara yang di tulis di pilar prasasti.

"Kau bisa membacanya?" tanya Bella.

Shimazu mengangguk.

'darah di balas dengan darah dan lidah di balas dengan lidah' Shimazu membacakan salah satu tulisan di pilar tersebut.

Kedua kalimat itu dalam peribahasa diartikan bahwa segala sesuatu harus dibayar dengan harga yang setimpal. Nyawa dengan nyawa. Ucapan dengan ucapan. Bella teringat dengan beberapa artikel sejarah yang pernah ia baca.

Kutukan Dewi IshtarWhere stories live. Discover now