Bab 31 : God of Moon

1.4K 307 6
                                    

Sesuai pernjanjian Bella menghampiri kamar Kuro tepat pukul 10 malam. Untuk berjalan dari kamarnya menuju kamar Kuro, Bella melakukannya dengan penuh usaha.

Ia harus diam-diam mengintip kamar Khan. Memastikan kalau sang ketua tim tidak mengetahuinya.

Bukan hanya Khan, Bella juga menghindari berpapasan dengan Han. Pria berambut merah itu akan menanyakan banyak hal jika ia ketahuan belum tidur.

Krek!

Bella berjenggit kaget. Ia menginjak headset sampai patah. Lagi-lagi milik Han. Bella menghela nafasnya. Ia bertanya-tanya kenapa pria disini selalu menaruh barang sembarangan?

Hanya Zhukov yang cukup rapi dalam menyimpan barangnya. Mungkin karena pelatihan di militer membuatnya disiplin. Sisanya?

"Inilah kenapa aku benci tinggal dengan laki-laki.. " gumam Bella.

Ia membuang headset yang remuk ke tong sampah. Kepalanya melenggok ke kiri dan kanan. Memastikan tak ada yang melihatnya.

Sampai di depan kamar Kuro, ia menggerakan tangannya. Mulai mengetuk pelan. Saat pintu terbuka, Bella terkejut.

"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Bella. Ia menatap luka di ujung bibir Kuro.

"Masuk dulu. Aku mau menunjukan sesuatu padamu" jawab Kuro singkat.

"Kau tidak akan macam-macam kan?"

Kuro memutar bola matanya.

"Apa aku terlihat seperti pria mesum di matamu?"

Bella mengangguk polos. Pertama kali Bella bertemu dengan Jessie, pria di depannya langsung bermesraan bak sepasang kekasih dengan wanita transgender itu.

Bella bahkan tak pernah melihat kakaknya, Verdi seagresif itu saat bersama kekasihnya. Sedangkan Kuro?

"Aku janji tak akan melakukan hal aneh. Cepat masuk, nanti cahayanya meredup" Kuro menarik Bella masuk ke kamarnya.

Kamar Kuro berada di paling belakang mess. Tepat di samping kamar El. Keduanya menyukai hal yang tenang. Kamar belakang memiliki interior yang lebih luas di banding kamar lainnya.

Mata gadis itu menelusuri seluruh ruangan kamar Kuro. Ruangan dengan aroma Daisy dan Vanilla yang khas dari tubuh Kuro selalu tercium oleh hidungnya.

Terlebih sejak tiga potongan Enuma Elish tertanam di tubuh Kuro, aroma itu semakin tajam. Hal yang sama juga terjadi pada Zhukov dan Han. Aroma Coffe Chocolate dan Sandalwood.

Apa hanya perasaanku? Batin Bella berbicara.

Kuro menuruh Bella duduk di pinggiran kasur. Tak ada sofa di kamarnya seperti di kamarnya. Kamar Kuro lebih lenggang di banding kamarnya. Hanya ada satu kasur queen size, dua rak buku besar, satu set kursi dan meja kerja dan kulkas.

Walau sudah hampir setahun tinggal bersama, ia tak pernah sekalipun berani masuk kamar pria. Sekalipun itu temannya.

Hanya kamar Zhukov dan El Diablo yang pernah ia masuki. Itu pertama kalinya ia masuk kamar Kuro. Padahal Kuro dan Han sudah beberapa kali masuk kamarnya. Tak terhitung mereka menerobos masuk kamarnya sembarangan walau sudah di larang.

"Bi-bisakah lebih cepat? Aku mulai mengantuk" tegur Bella sambil memeluk bantal untuk menutupi pahanya. Ia mengenakan gaun tidur selutut dan cardigan tipis.

Kuro tersenyum. Ia menjentikan jarinya,

"Itu sebabnya aku menyiapkan ini!" ucapnya sambil mengambil sekaleng kopi di kulkas.

Bella merenggut kesal.

"Aku tidak berniat bergadang malam ini. Besok pagi aku harus bimbingan online. Sebentar lagi aku harus menyelsaikan tugas akhir.

Kutukan Dewi IshtarWhere stories live. Discover now