Bab 13 : Ereshkigal

2.2K 429 15
                                    

Sampai di lokasi kuil, sama seperti sebelumnya. Bella tepat di atas prasasti tersebut.

Mereka berdiri berpegangan tangan secara melingkar. Tersisa Han Gu yang bertugas mengawasi di gurun Abu El-Jir.

Begitu Bella menginjak prasasti tersebut, tanah terbuka. Melahap semua orang di atasnya.

Tak sedikitpun Bella melepas tautan kiri dan kanannya. Shimazu dan Khan.

"Kita sudah di dalam Bella. Bisakah kau melepaskan tangan kekasihku ?" Sinis Diane menatap tangan Bella yang menggenggam jari jemari milik Khan.

Sontak Bella melepasnya. "O-oh.. maaf." Ia langsung mengambil senter di tasnya. Menekan sklarnya.

Bella cukup sadar diri. Ia bukan siapa-siapa. Harusnya ia lebih hati-hati.

Matanya menelusuri semua bangunan kuil di dalamnya. Semuanya tampak asing. Jika dulu saat ia terperangkap sendiri hanya ada satu pintu, ketika terjatuh bersama Han Gu dan Shimazu ada puluhan pintu. Sekarang, ruangan tempat mereka jatuh lebih luas dengan ratusan pintu.

Shimazu, Khan dan El memulai pekerjaannya. Ia menelusuri dan memotret semua aksara di dalamnya. Mencari petunjuk pintu mana yang harus mereka pilih.

"Apa kau sudah menemukan informasi yang membantu?" Tanya Zhukov pada Khan.

Pria berambut coklat itu menggeleng.

"Tak ada. Semua tulisan ini hanyalah do'a-do'a dan mantra yang dipakai beribadah orang jaman dulu" Jelas Khan.

"El, kita harus mencari patung Dewa Nabu. Meski aku malas bertemu patung itu, tapi dia berkali-kali menunjukannya padaku jalan pulang" Bisik Bella pada El.

Zhukov dan Shimazu mengecek beberapa pintu yang bisa dan tidak bisa terbuka. Juga menerjamahkan tulisan-tulisannya.

"Kau yakin ?" tanya El. Bella mengangguk yakin.

"Hm. Potongan prasasti itu juga ada di altar patung Nabu".

"Shimazu, cari apapun petunjuk yang berkaitan dengan Nabu". pinta El.

Shimazu berpikir sejenak. Ia mulai menata semua informasi yang ia ketahui. Menelusuri satu per satu tulisan bersama Zhukov.

"Nabu adalah Dewa tulis, Dewa Vegetasi sekaligus Dewa yang melambangkan ilmu pengetahuan. Setiap pintu disini memiliki lambang masing-masing".

El menunjuk salah satu pintu dengan lambang sungai.

"Itu adalah lambang Dewa Ea yang merupakan Dewa air, sedangkan pintu sampingnya itu pintu dengan gambar spiral. Kau tau kan kira-kira dia siapa?"

Bella mengangguk. "Ah, Ellil.. dia dewa angin."

Bella memperhatikan semua pintu tersebut, dan mencocokan pintunya dengan dengan pengetahuannya mengenai Dewa-Dewi Mesopotamia dari jaman Sumeria sampai Babylonia baru. Ia merasa ada yang aneh.

Dua jam berlalu,mereka mengecek satu persatu pintu. Tak ada satupun yang bisa dibuka.

Bella memperhatikan semua anggota teman-temannya. Mengapa hanya ada Shimazu, Zhikov, Khan dan El?

"El, dimana Diane?"

El sontak menoleh pada Bella. Tak ada satupun yang menyadari dimana Diane. Ia langsung menghampiri Khan yang sibuk menelaah tulisan demi tulisan.

Di sisi lain, Zhukov mulai kesal karena tak kunjung dapat petunjuk. Obatnya mulai menurun efeknya. Walaupun ruangan itu sebesar aula istana dengan ratusan pintu acak, aroma Bella seolah memenuhi ruangan tersebut.

"Hey.. kenapa menelaah satu tulisan saja lama sekali?" gerutu Zhukov.

"Diamlah Zhukov, bisakah kau panggilkan Khan dan El? Aku malas berteriak" gumam Shimazu yang masih fokus pada detail-detail tulisan di pintu.

Kutukan Dewi IshtarWhere stories live. Discover now