Bab 22 : Red Thread

2.1K 345 3
                                    

Sinar matahari menyoroti dua insan yang terbaring membuat salah satunya terbangun. Bella mengerjap-ngerjapkan matanya. Hal pertama yang ia lihat di pagi ini adalah dada pria dengan kulit pucat.

"Apa aku masih mimpi?" ujarnya dengan suara parau. Ia kembali memejamkan matanya. Kepalanya masih pusing.

Merasa ada pergerakan, Zhukov semakin mengeratkan pelukannya. Bella langsung membuka lebar-lebar matanya. Ia mengadah, memastikan siapa yang tidur dengannya.

"Sir Zhukov? APA!"

Dug!

Dengan sekuat tenaga Bella menendang pria yang memeluknya itu sampai terjatuh. Mau tak mau Zhukov terbangun. Jantungnya berdetak lebih cepat. Ia mengecek seluruh tubuhnya, memastikan.

"Baju siapa ini?" Tanya Bella seraya menoleh pada Zhukov.

"Bajingan sialan"

Bella langsung melompat dan menduduki tubuh Zhukov. Ia memukul kepala Zhukov dengan bantal.

Buk! Buk!Buk! Buk!

"Katakan padaku! Apa yang kau lakukan hah! Kau mau mati? "

"Bella, stop!"

Zhukov menahan kedua tangan yang menimpukinya dengan bantal. Ia mendudukan dirinya di lantai dengan posisi Bella yang masih dipangkuannya. Bella mendekatkan wajahnya pada bahu Zhukov, dan...

Krek!

Ia menggigitnya.

"Argg!! Apa kau kerasukan?" Seru Zhukov sambil mengangkat tubuh Bella dan menggulungnya dengan selimut. Lalu menahan tubuhnya di bawah kukungannya.

"terus kenapa aku bisa dikamarmu? Kenapa aku pakai baju laki-laki?" matanya mulai berkaca-kaca.

Bagaimana tidak? Terakhir kali ia sadar waktu menunjukan pukul 14.00 siang, kenapa sekarang tiba-tiba ia bangun pukul 07.00 pagi ?

"Kau benar-benar tak mengingatnya?"

"Mengingat? apa maksud.."

Bella langsung terdiam. Memori kemarin siang masuk satu per satu ke dalam otaknya. Video call dengan kakaknya, lalu ia meminum sesuatu. Diva Vodka. Wajahnya sekejap memucat.

Apa kemarin ia mabuk? Sebenarnya ia tak pernah mengkonsumsi alcohol sekalipun. Menghirup cairan beralkohol saja ia akan pusing. Jadi lebih sering menghindarinya. Apapun acaranya.

"A-apa aku melakukan sesuatu padamu?"

Ingatan ia kembali bagaimana memeluk Zhukov yang topless. Ia juga menggesekan pipi dan menempelkan bibirnya. Dialah yang terang-terangan menggoda Zhukov lebih dulu. Setelah itu ia lupa kejadian selanjutnya.

Berbagai pikiran menyeramkan bergerumul dalam sel otaknya. Apa setelah itu mereka melakukan hal yang lebih dari pelukan?

Apa... apa ia masih perawan? Tapi selangkangannya tak sakit sama sekali. Justru kepalanya yang sakit. Apa ia akan di tuntut atas pelecehan seksual terhadap keluarga konglomerat Greenwod Corp?

Kuharap kekuatanku bisa kembali ke masa lalu! Sesal Bella dalam hatinya.

"Menurutmu?"

"Ma-maaf.Aku hanya mengingatnya separuh. Bisakah kamu minggir dulu?" Perutnya mual. Ia harus segera ke toilet.

Zhukov tak juga beranjak dari tubuh Bella yang terbalut selimut. Iris abunya menatap Bella dengan dalam.

"Kau.. baik-baik saja?" tanyanya seraya membangunkan Bella.

"Sedikit pusing dan... hoek! Blerrgg"

Bella memuntahkan semua isi perutnya tepat di samping ranjang yang ia tiduri semalam. Ia berharap saat itu juga seseorang menguburnya saking malunya.

Kutukan Dewi IshtarWhere stories live. Discover now