Bab 45 : Luck

1.3K 353 15
                                    

"Berhenti mengigitku.. !" Bella menyikut perut Zhukov yang tak henti memeluk dan menciumi lehernya.

"Aku rindu... Aku sampai keluar dari satuan PBB. Para orang tua sialan itu berniat menahanku di perbatasan Ukraina". Bisik Zhukov. Bella masih mengeluarkan aroma yang sama dan ia menyukainya.

Kalimat yang terdengar rayuan itu tampak biasa saja bagi Bella. Ia paling mengerti kalau alasan Zhukov menjadi prajurit PBB bukan karena rasa nasionalismenya pada negara dan bangsa. Melainkan ayahnya.

Secara teknis ia tidak lagi punya alasan untuk tetap jadi prajurit disana. Kekayaannya yang setara milyuner tidak sebanding dengan gaji di PBB yang bahkan tak pernah ia sentuh sejak awal masuk satuan.

"Haha. Enak sekali jadi orang kaya. Kau bisa membuang posisimu di militer semudah itu" Bella tertawa hambar.

Zhukov mengedikan bahunya.

"Aku hanya terlahir seperti ini"

"Kenapa kau masuk militer kalau pada akhirnya akan keluar?"

"Kau tahu alasannya Bella. Aku sudah dijuluki beruang pembantai sejak Perviy Zvonok di Rusia. Medan perang adalah tempatku melepas stress".

*Perviy Zvonok adalah perayaan lonceng pertama untuk siswa kelas 1 (SD)

Kepalanya sudah benar-benar tak bisa dipulihkan. Bagaimana bisa medan perang dijadikan tempat melepas stress?

"Kenapa bisa begitu? Memangnya apa yang kau lakukan?"

Bella menatap kekasihnya dengan tatapan tak percaya. Kenapa dia terlihat bangga disebut pembantai di hari perayaan lonceng pertama? Memangnya apa yang bisa di bantai oleh siswa umur 5 tahun?

"Aku melempar beberapa anak ke kolam karena mereka meledek warna rambutku. Entahlah, 10? 20? Aku lupa jumlahnya. Itu sudah lama" jawab Zhukov sambil mengenang masa lalunya.

"Ha?"

Jadi dia bajingan sejak dini?

Bella tak bisa lagi berkata-kata. Ia merasa bendera merah berkibar di depannya. Ia semakin yakin kalau Zhukov lulus akademi militer melalui kekayaan dan relasi ibunya. Dilihat dari manapun, ia tak akan pernah lulus psikotes dengan pikiran seperti itu.

"Apa kau Paul Tibbets?" Tanya Bella dengan tatapan 'kau psikopat gila'

*pilot Little Boy yang menjatuhkan bom atom saat perang dunia ke 2. Paul bilang, 'Moralitas bukan urusan saya' dan itu terdengar dia tak menyesal membunuh manusia satu pulau.

Zhukov menaruh kepalanya di pundak Bella.

"Entahlah. Aku lebih suka 'Zhukov'?"

*Zhukov yang dia maksud adalah Georgy Zhukov, jendral Uni Soviet yang berhasil merebut Berlin dari Jerman juga dapat empat penghargaan pahlawan di negaranya sebelum terpecah jadi Rusia dan sebagainya.

"Cih!" Bella mendecih.

"Apa aku harus memperlihatkan berapa medali yang kupunya?" Bella mendengus.

Bella tak bisa lagi mengelak. Mendapatkan penghargaan dari puluhan misi, juga posisi yang kokoh. Tidak aneh kalau dia mirip Georgy Zhukov.

"Baiklah.. setidaknya kau lebih tampan. Kau puas?"

"Cium dulu. Baru kupertimbangkan apa aku puas atau tidak-"

Duk!

Bella kembali menyikut perut Zhukov.

"Jadi... kapan skripsimu selesai?" Tanya Zhukov mengalihkan pembicaraan.

Kutukan Dewi IshtarWhere stories live. Discover now