4 : Tidak Akan Lolos Lagi

623 82 10
                                    

Naya dan Dini terlihat sibuk mondar-mandir di ballroom hotel Paradise.

"Taruh juga vas bunga di sebelah sana." Seorang lelaki yang adalah kepala pelayan memerintahkan mereka. "Jangan lupa cek setiap meja apa udah ada lilinnya. Dan pastikan hidangan pembuka udah tertata rapi di setiap meja para tamu," perintahnya lagi kepada beberapa anak buahnya. Mereka terlihat tergopoh-gopoh karena sudah mulai ada tamu yang datang. Kepala pelayan itu mendengus kesal, "Sudah! Sudah! Kembali ke basecamp."

"Gila, Nay. Banyak banget yang harus disiapin, terang aja karena Gunadarma Group yang punya acara pesta emas," kata Dini setelah mereka duduk di basecamp. 

Basecamp merupakan ruang khusus untuk melakukan briefing para pelayan dan petugas lainnya. Ruangan itu cukup luas dan terdiri dari tempat briefing pelayan dan ruang untuk menaruh makanan yang siap dihidangkan. Kedua ruangan itu terhubung tapi dipisahkan oleh tembok dan hanya ada kusen tanpa pintu yang agak lebar untuk lewat.

"Iya, dan kita baru aja tahu kemarin waktu briefing pertama. Aku tadi denger kalau mereka juga mengundang penyanyi-penyanyi terkenal buat ngisi acara. Di depan hotel katanya juga ada banyak wartawan."

Dini berdecak, "Pantes aja pihak hotel butuh banyak tenaga tambahan. Lihat aja staf keamanannya! Staf keamanan Presiden aja kalah banyak kayaknya. Pestanya juga mewah dan spektakuler gitu."

"Pasti bakal jadi pekerjaan yang melelahkan buat kita," imbuh Naya. Dini mengangguk setuju.

"Tapi bukannya kita juga akan ketemu sama kak Ares dan kak Elang lagi, Nay. Aku jadi sedikit khawatir kalau mereka tahu kita jadi pelayan. Mereka tahu kita nggak, ya?"

Naya menepuk pundak Dini untuk menenangkannya, "Nggak masalah kok, Din. Meskipun kita satu sekolah sama mereka, aku yakin mereka nggak kenal kita. Kalaupun pernah ketemu kita di sekolah, kayaknya nggak ada alasan juga untuk mempermalukan kita."

Dini mengangguk, "Semoga aja nggak ada masalah ya, Nay. Perasaanku agak nggak enak."

Naya tersenyum, "Iya, semoga aja." 

-----##-----

Barata Gunadarma keluar dari Limosin Mercedes Benz yang berhenti di depan hotel, diikuti Widya Gunadarma, istrinya dan juga kedua anaknya. Mereka disambut oleh kerumunan wartawan yang dihadang oleh staf keamanan. Setelah melakukan wawancara singkat, mereka segera menuju ballroom di lantai atas dengan lift VIP.

Acara mulai berlangsung, setelah Barata memberi sambutan, giliran Ares yang berpidato di atas panggung.

Acara mulai berlangsung, setelah Barata memberi sambutan, giliran Ares yang berpidato di atas panggung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Elang yang duduk di samping ibunya di meja tamu paling depan sesekali menguap.

Setelah Ayah, Kakak, lalu siapa lagi yang ngoceh? Bisa nggak sih kita skip aja bagian membosankan ini? keluh Elang dalam hati. Ponselnya di atas meja bergetar, ia melihat sekilas, lalu memasukkannya ke dalam kantong. Ia membisikkan sesuatu kepada ibunya, Widya mengangguk. Elang beranjak dan melenggang keluar ballroom dengan tenang.

Jewel In The King's HeartWhere stories live. Discover now