25 : Berubah Pikiran

403 48 3
                                    

"Wush, tumben udah nongkrong di sini pagi-pagi?" tanya Ramon begitu memasuki ruang klub sepak bola, mendapati Adit dan Bimo bertekur dengan ponselnya masing-masing.

Bimo melirik Ramon, "Ada ulangan sosiologi ntar. Belajar dulu."

Kening Ramon mengerut, memandangi Adit dan Bimo bergantian, "Belajar pala lu, nenek-nenek katarak juga tahu kalau kalian cuma maen hape."

"Ngeledek lu! Belajar online, nih."

Ramon melirik layar ponsel Bimo yang membuat Bimo langsung menyembunyikan ponselnya, "Pret! Belajar online apaan? Jelas-jelas itu main game."

Bimo terkekeh, "Ya itu, maksudnya belajar memenangkan pertarungan. Ntar ulangan sosio nyontek elu yak."

"Anjir, gue aja rencananya mau nyontek elu."

Bimo tertawa keras, "Nggak salah tuh? Percuma nyontek gue, nilai gue aja ancur."

"Ngomong-ngomong, Elang ke mana?" tanya Ramon.

"Bolos."

"Bolos buat mojok ama cewek ya?"

Bimo menggeleng, "Nggak. Lagi di atap gedung, nggak bisa diganggu."

Bibir Ramon membentuk huruf O. "Oh, ya, ntar anak-anak mau futsal. Ajak dia, gih."

"Yah... kalau dia mau, sih. Udah badmood dari pagi. Aku ikut, deh. Kamu gimana, Dit?"

Merasa tak ada tanggapan dari Adit, Bimo mengalihkan perhatian ke temannya itu, "Lah! Malah senyum-senyum sendiri kayak orang gila. Kalau ada koleksi bokep baru jangan dinikmati sendiri, dong. Bagi link sini!"

Adit terhenyak, "Bokep apaan, sih? Nggak lah."

Bimo memandang Adit dengan tatapan bertanya, lalu tersenyum jenaka. Ia merebut ponsel Adit dengan tiba-tiba.

"Eh, balikin, anjir!"

Bimo mengangkat tangannya ketika Adit berusaha merebut ponsel itu, sedangkan tangannya yang bebas direntangkan untuk mencegah temannya itu mendekat.

"Nanti... pulang sekolah... bareng..." Bimo berusaha membaca pesan di ponsel Adit, "Woah! Punya cewek lu, ya!" Sejenak melirik Adit, kemudian ia berusaha membaca kalimat selanjutnya, "aku tung-"

Belum sempat Bimo selesai membacanya, Adit berhasil merebut ponselnya. Bersamaan dengan itu pandangan mereka teralihkan ke arah pintu masuk.

"Elang nggak di sini?" Zizi tiba-tiba muncul.

Adit dan Bimo saling berpandangan sebentar.

"Elang? Dia-"

"Nggak tahu!" sahut Bimo memotong kata-kata Ramon, "daritadi nggak ke sini, tuh."

"Iya, nggak ke sini. Di kantin kali," imbuh Adit.

Kedua alis Zizi bertautan, Ke mana sih dia?, tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, dia beranjak pergi.

Bimo menghela napas lega, kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah Ramon, "Duh, hampir aja kau ngomong sama dia. Elang nggak mau diganggu, apalagi sama tuh kuntilanak."

"Sorry, deh. Aku nggak tahu."

"Mak lampir kalau lagi marah serem, yak," ujar Adit.

Ramon dan Bimo menahan tawa.

"Ya udah, ayo masuk kelas aja." Bimo bergidik ngeri, "Merinding gue."

-----##-----

"Terus? Gimana kamu ngatur waktunya, Nay?" tanya Eli kepada Naya.

Jewel In The King's HeartWhere stories live. Discover now