37 : Perubahan Sikap

351 43 34
                                    

Pandangan Eli menyapu setiap sudut kantin. Ia berteriak tertahan ketika ada meja kosong di sisi kiri. "Aku yang jaga meja, kalian pesen dulu," ujarnya sambil berlalu.

"Aku nemenin Eli, kalian pesen duluan aja," ujar Hara.

Naya dan Dini mengangguk dan segera menuju ke kedai makanan. Di sisi lain, Ares yang duduk bersama teman-temannya di salah satu sisi kantin memperhatikan Naya. Ia tersenyum kecil, bahkan hanya dengan melihat gadis itu saja ia merasa tenang.

Di waktu yang sama, Zizi, Tiara, dan Ayu memasuki kantin. Ketika pandangan Zizi menangkap keberadaan Naya, senyum yang semula terulas di bibirnya menghilang.

Ayu menyadari perubahan raut wajah Zizi, "Zi? Kenapa lagi?"

Zizi menunjuk Naya dengan gerakan dagu, "Selera makanku ilang ngelihat muka dia."

Ayu dan Tiara mengikuti sorot pandangan Zizi, ke arah Naya yang sedang mengantre membayar makanan. "Dia lagi, dia lagi. Cabut aja, yuk. Aku juga males liat dia." Tiara berbalik hendak pergi, tapi Zizi menahannya.

"Tunggu, Kak! Kalau dia mengganggu pandangan kita, harusnya dia yang pergi. Aku ada ide biar selera makanku balik lagi."

Zizi beranjak menuju ke arah Naya. Ia berjalan pelan, menunggu kesempatan yang tepat untuk menabrak gadis itu. Ketika Naya hendak berjalan ke mejanya, Zizi sengaja lewat di depan gadis itu dan menabraknya dengan keras. Nampan berisi jus dan makanan berkuah yang dipegang Naya oleng dan tumpah mengenai seragam sampai sepatunya.

"Kya! Seragamku!! Kamu punya mata nggak, sih, dasar bego?!"

Teriakan Zizi menarik perhatian siswa-siswi pengunjung kantin, termasuk Ares. Naya terpaku melihat Zizi murka, padahal ia merasa bahwa Zizi lah yang menabraknya. Melihat tatapan tajam Zizi, memorinya memutar kembali kejadian di gudang, ia benar-benar tak mau berurusan dengan kakak kelasnya itu lagi.

"Maaf ya, Kak, tapi aku lihat tadi Kakak yang-"

Dini yang mengetahui bahwa Naya tidak salah berusaha membela temannya itu, tapi Naya menyentuh lengannya dan menyuruhnya diam dengan isyarat gelengan pelan.

"Maaf, Kak. Aku nggak sengaja."

"Maaf? Kamu pikir maaf doang bisa bikin seragamku bersih lagi?"

Naya meletakkan nampannya dan mengambil tisu yang tersedia di meja kantin, ia kemudian berusaha membersihkan seragam Zizi. Zizi tersenyum miring, "Heh, tuh, sepatuku juga jadi kotor gara-gara kamu." Ia menggerak-gerakkan kakinya.

Naya mengembuskan napas panjang, ia benar-benar tak ingin berurusan dengan Zizi. Ia ingin segera menyelesaikan kekacauan ini dan pergi. Ia berjongkok dan membersihkan sepatu Zizi. Ares yang melihat kejadian itu tanpa pikir panjang beranjak hendak menolong Naya.

Zizi merebut segelas jus yang dibawa seorang siswi di dekatnya, tanpa memedulikan tatapan bingung pemilik jus itu. Ia bersiap mengguyur Naya yang berjongkok di depannya Rasain, dasar cewek kampung!, tapi belum sempat melakukan niat itu, seseorang menahan tangannya.

Zizi terkejut ketika melihat siapa yang mencengkeram tangannya, "Elang? Kena-"

Elang merebut gelas itu dan membantingnya ke lantai, bunyi gelas pecah membuat sebagian pengunjung kantin berteriak kaget, sedangkan Ares yang hendak menolong Naya menghentikan langkah, keningnya mengkerut. Pandangan Elang beralih ke arah Naya yang terkejut melihatnya tiba-tiba muncul, "Ngapain kamu? Berdiri!" teriaknya.

Naya terpaku sejenak, ia masih berusaha mencerna situasi yang sedang terjadi, begitu pula Dini yang terpaku dengan mulut menganga. Elang mendesah pendek, ia menarik Naya berdiri dan hendak membawanya pergi, tapi Zizi menahannya, "Lang? Kamu apa-apaan, sih?" katanya lirih.

Jewel In The King's HeartWhere stories live. Discover now