16 : Mencintai Diam-diam

458 53 18
                                    

Zizi sedang mengoleskan cat kuku dengan hati-hati di kuku kakinya ketika Tiara muncul dengan membawa tas-tas belanjaan.

"Ayu nitip belanjaan, kalau ketahuan ibunya pulang bawa barang sebanyak ini bakal disemprot tuh anak," ujar Tiara sambil menata tas-tas belanjaan di sudut kamarnya. "Zi?" panggilnya setelah beberapa waktu tidak ada jawaban dari Zizi.

"Duh, Kak. Aku lagi konsen."

Tiara menoleh ke arah Zizi, "Oops! Sorry." Tiara menyambar sebuah majalah dan menghempaskan diri ke ranjang. Suasana hening melanda kamar bernuansa merah jambu itu. Beberapa waktu kemudian Zizi menyelesaikan olesan terakhir.

"Done! Cat kuku merk ini lumayan, aku baru pertama kali makai dan langsung suka sama warnanya."

"Oh ya? Nanti aku coba juga, deh."

Zizi menatap nanar sudut ruangan kamar Tiara selama beberapa detik. "Kak, apa boleh aku tanya sesuatu?"

Sebelah alis Tiara tertarik ke atas, kemudian turun dari ranjangnya dan duduk di samping Zizi di lantai berkarpet, "Tanya apa? Kok mukamu serius banget, Zi?"

"Kenapa kakak suka banget sama kak Ares?" tanya Zizi.

"Ha?" Tiara mengelus dagunya, "hmm, nggak tahu. Kan cinta nggak butuh alasan."

Zizi tertawa skeptis, "Klise."

"Ha? Maksudmu?"

"Nggak akan ada asap kalau nggak ada api. Begitu pula cinta, sadar atau nggak, pasti ada yang memicu. Jadi, kalau ada orang yang ngomong kalau cinta nggak butuh alasan, itu bullshit!"

Bibir Tiara mencebik ke bawah kemudian berdecak, "Emangnya kamu tahu alasanmu kenapa bisa suka banget sama Elang?"

"Tahu lah. Dia pernah nolong aku waktu aku mau jadi korban pelecehan."

Tiara terkejut, "Serius? Pelecehan?"

Zizi mengangguk, "Iya, tapi bukan pelecehan yang parah kok. Kakak tahu kan aku model. Aku nggak nyaman kalau hangout dengan pakaian yang tertutup, jadi ya rawan banget jadi korban."

"Emangnya kamu pas ngapain, Zi? Nggak ada teman?"

Zizi tersenyum, "Hari itu adalah hari pertama MOS kelas sepuluh. Aku janjian sama teman-teman SMP-ku jalan-jalan ke mall sekalian perpisahan sepulang kegiatan MOS. Kegiatan MOS di Saint Sirius berakhir sore, sedangkan teman-temanku yang lain udah selesai dari siang, karena itu aku membawa baju ganti dan menunggu mereka menjemputku."

Tiara mendengarkan cerita Zizi dengan seksama. Meskipun sudah kenal lama, Tiara tidak tahu Zizi pernah mengalami hal itu.

"Waktu itu emang bajuku ketat dan celanaku pendek. Aku nunggu di depan gerbang sekolah yang udah sepi. Tiba-tiba ada om-om yang nggak kukenal deketin aku dan ngajak ngobrol. Kulihat tatapannya ke aku itu aneh banget. Aku takut, aku mutusin buat pergi dari situ ke tempat yang lebih rame di ujung jalan, tapi om-om itu terus ngikutin aku. Aku nggak tahu apa yang bakal orang itu lakuin ke aku kalau Elang nggak datang tiba-tiba."

Mata Zizi menerawang dan mengingat kejadian yang sudah lama itu.

-Flashback-

"Apa Om nggak tahu kalau memegang pantat seorang gadis adalah tindakan pelecehan?"

Suara seorang cowok membuat Zizi berhenti dan menoleh ke belakang, ia melihat sang pemilik suara, seorang cowok berpakaian seragam SMP biru putih sedang mencengkeram pergelangan tangan om-om yang mengikutinya. Rupanya, tadinya laki-laki itu ingin menyentuh Zizi.

Jewel In The King's HeartWhere stories live. Discover now