23. One Fine Day

79 22 205
                                    

Hai, frendiee!

Kalian kangen siapa? Shaka? Sekar? atau siapa?

Ayo, komen hari kesukaanmu 👉🏼

Safe and sound—Capital Cities♪
0:57 ━━━•──────── 3:12
⇄  ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹  ↻

🦋 Happy reading 🦋

Pria dengan tinggi tubuh mencapai 175 sentimeter menuruni kaki kanannya dari mobil Range Rover hitam di posisi pengemudi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria dengan tinggi tubuh mencapai 175 sentimeter menuruni kaki kanannya dari mobil Range Rover hitam di posisi pengemudi. Kacamata hitam yang menutupi kedua matanya itu ia lepas dan disimpan di saku celana pendeknya yang berwarna beige. Sejenak merapikan kemeja hijau corduroy yang kancingnya sengaja tidak dikaitkan, memperlihatkan kaos putihnya.

Menutup pintu mobil dan menguncinya melalui remote control. Kemudian, bersandar pada kaca mobil sembari mengabari seseorang yang berada dalam rumah, tempat ia memarkirkan mobil hitamnya di pekarangan rumah itu.

Seorang wanita keluar dari dalam rumah berlantai dua itu disusul wanita usia 40 tahun di belakangnya. Kakinya yang mengenakan sepatu Nike Dunk Low Michigan State berwarna senada dengan bajunya itu membawanya menghampiri kedua wanita pemilik rumah. Menyapa ibu paruh baya dan menyalami tangannya dengan sopan.

"Apa kabar, Shaka?" tanya Ibu diakhiri senyum yang persis dengan Sekar.

Shaka mengangguk sekali sebelum menjawab, "Baik, tante. Ternyata cantiknya Sekar turunan dari mamanya, ya," imbuhnya, kemudian terkekeh. Ini pertama kalinya ia bertemu langsung dengan ibu itu.

Ibu mengibas tangannya. "Iya, dong. Masa turunan dari ayahnya," gurau ibu. Sekar di samping ibu hanya tersenyum malu mendengar percakapan kecil itu.

Setelah itu, ibu celingak-celinguk melihat mobil di belakang Shaka. "Itu mobil ada bensinnya gak?" tanyanya membuat Shaka menoleh ke belakang memeriksa mobilnya.

Shaka tau pertanyaan itu hanya gurauan, maka ia harus menjawabnya dengan gurauan juga. Biar apa? Biar gak tegang. "Oh, ada dong, Tante. Gak mungkin dong saya biarin anak gadis Tante dorong mobil, hehe."

Lagi-lagi wanita yang Shaka ingin ajak jalan itu hanya tersenyum malu mendengarnya. Kalau kalian mau tahu, batin Shaka sedang berteriak minta tolong takut diabetes karena senyum manis itu. Rasanya greget sekali ingin memujinya.

"Nah, ini nih yang Tante cari, ini nih. Ya udah, hati-hati di jalan ya. Kalau uang kamu habis, minta aja ke orang tua kamu. Jangan ke Tante."

Sekar menyenggol pelan lengan ibu agar beliau menyudahi gurauannya. Sebenarnya, gadis itu juga senang melihat keakraban Shaka dengan ibu yang baru pertama kali bertemu.

Shaka berpamitan membawa anak gadis ibu pergi bersamanya. Membukakan pintu penumpang di samping tempat pengemudi untuk gadis itu. Harum woody yang lembut nan maskulin menyambut indera penciuman. Shaka duduk di tempat pengemudi. Memasang seatbelt dan menghidupkan mesinnya. Mengatur suhu AC dan menyalakan lagu dengan volume yang tidak terlalu besar.

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang