6. Milik Azka

182 88 94
                                    

Halo semua dimana pun kalian berada😉

Sebelum baca, budayakan vote dan komen okeii?

Sudah?

Apa warna favorit kalian?

ak:💚💚💚💚

Happy reading!

Hujan turun dengan derasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan turun dengan derasnya. Membuat para pengendara di jalan terpaksa harus meneduh dari turunnya air dari langit. Bau tanah menyeruak ke indra penciuman. Tanah-tanah mulai becek dan di genangi air.

Koridor rumah sakit terlihat sepi, angin AC menyelimuti tubuh hingga kedinginan. Suara sandal ataupun sepatu terdengar jelas di sepanjang koridor lantai tiga.

Ketika sampai di ruang seorang gadis secantik namanya, Azka ditahan tidak boleh masuk. Dokter sedang memeriksa Diva. Seperti yang sudah ia duga, tidak ada siapa-siapa yang menunggui gadis itu.

PRANGG!

Suara gelas pecah terdengar hingga ke luar, Azka tidak peduli dengan suster yang menahannya. Ia memaksa masuk disusul kembarannya.

Dua orang perawat berpakaian putih tengah menahan tubuh Diva yang terus memberontak untuk diberikan cairan penenang. "Aku mau mati! Nggak ada yang peduli sama aku, dokter!" teriak Diva dengan kondisi yang sudah berantakan.

Di keningnya darah sudah bercucuran mengotori wajahnya yang cantik. Dokter Gadis sedang menyiapkan jarum suntik untuk membius Diva.

Diva menatap Azka nanar. Kemudian menunjuk-nunjuk pria itu yang terlihat pasrah. "Bahkan, dia aja sebenarnya cuma kasihan sama aku. Bertahan sama aku cuma karena KASIHAN," teriaknya lagi.

Beberapa saat kemudian, teriakan Diva memelan, "Jangan sentuh aku! Lepasin! Lepas atau aku laporin polisi?" Tubuhnya seketika lemas tak berdaya, pada akhirnya gadis itu pingsan.

Azka bersender di tembok, ia mencoba tetap tenang ketika suster menarik tirai untuk mengobati Diva.
Shaka mendekat dan mengusap bahunya untuk menyalurkan ketenangan walau sedikit.

"Diva pasti baik-baik aja," kata Shaka menepuk-nepuk bahu Azka untuk menenangkan.

Sepuluh menit waktu yang dibutuhkan dokter, akhirnya tirai dibuka menampilkan seorang gadis dengan perban di keningnya. Suasana tenang lagi, tidak seperti saat Azka dan Shaka datang yang disambut dengan teriakan Diva.

"Saya belum tahu apa penyebab Diva seperti ini lagi, tapi kamu bisa cek ponselnya. Karena saat saya kesini, itu adalah benda terakhir yang dia pegang, jelas dokter Gadis sambil menyerahkan ponsel dengan casing berwarna lilac.

AMOURWhere stories live. Discover now