2. Shaka dan Dunianya

255 103 90
                                    

Halo! Adakah yang nunggu cerita ini up? xixi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo! Adakah yang nunggu cerita ini up? xixi

🦋 Ready to read? Happy reading 🦋

Ꮺ ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Selain bel istirahat, bel pulang sekolah pun menjadi hal favorit para murid sekolah. Karena artinya, selesai tidak selesai, jam pelajaran harus sudah diakhiri. Waktunya untuk pulang ke rumah, mengistirahatkan tubuh dan juga pikiran yang sudah berkelana seharian.

Berbeda dengan Shaka hari ini, selepas bel pulang ia tidak langsung tancap gas ke rumah. Hari ini dirinya sudah ada janji dengan seorang gadis untuk pergi ke suatu tempat yang mana adalah surganya wanita.

Shaka tengah duduk di vespanya sambil menghubungi Keysha. Matahari tepat berada di atas kepala, membuat keringat bercucuran dari kepala hingga leher. Beberapa kali ada yang menyapa Shaka, namun hanya dibalas anggukan dan senyuman seadanya.

Dari kejauhan, seorang gadis berambut dikuncir kuda berjalan setengah lari ke arah motor Shaka parkir. Itu adalah orang yang pemuda itu tunggu dari tadi.

"Maaf ya lama, tadi ke ruang guru dulu sebentar," ujar gadis yang lebih pendek dari Shaka.

Keysha ini teman Shaka sedari masa putih biru. Mereka satu sekolah dan tentunya satu kelas selama tiga tahun. Bahkan rumah pun tetanggaan, dengan posisi rumah Keysha berhadapan langsung dengan rumah Shaka. Dan itu yang bisa membuat gadis itu suka main ke rumah Shaka tanpa harus janjian.

"Gak apa-apa, santai aja. Yuk, naik!" kata Shaka setelah memberikan helm bogo kepada wanita dihadapannya.

Sebelum Shaka menyalakan mesin motor, sapaan basa-basi datang dari wanita berjaket hijau army yang tengah membuka bagasi motornya, "Shak, belum pulang?"

Shaka dan Keysha pun menoleh, "Eh, Cha! Tadi nunggu Keysha dulu," jawab pria itu sopan.

Icha melirik gadis di samping Shaka sedikit sinis, kemudian mengaitkan tali pengaman pada helm, "Panas-panas gini enaknya langsung pulang ya, Shak."

Keysha mengerutkan keningnya, ia rasa perkataan Icha barusan adalah sebuah sindiran baginya. Ia berjalan selangkah, "Maksud lo apa ya?"

"Kenapa gak lo tolak aja, sih, Shak? Yang ditunggu, gak tau diri juga 'kan?" Sindiran cewek berambut pendek sebahu itu sepertinya sudah sangat kentara. Dan itu membuat Keysha naik pitam.

"Eh, jaga ya tuh mulut! Seenaknya bilang gue gak tau diri, tau dari mana lo, hah? Sini ngomong depan gue!" cerca Keysha yang sudah hilang kesabaran. Napasnya pun kian memburu karena emosi yang meletup-letup.

Icha tidak menggubris cercaan gadis itu. Yang ada, ia malah menyalakan mesin motornya untuk tancap gas. Tidak usah capek-capek mengurusi hal yang hanya membuang waktunya.

"Duluan ya, Shak! Bye!" pamit Icha segera.

Shaka mengusap bahu Keysha agar gadis itu sedikit melunak, "Udah udah! Jangan ribut terus. Gue gak suka liatnya," lerai Shaka. Setelah menenangkan diri, Keysha pun akhirnya mengajak cowok itu untuk segera meninggalkan sekolah.

AMOURWhere stories live. Discover now