27. Favourite Man

94 17 385
                                    

Hai! Im back in March

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai! Im back in March.
Apa harapan kalian di bulan Maret ini?

🚀 Ready to read? Let's go 🚀

Pukul 6.45 Shaka masih bergelung di dalam selimut tebalnya, menyembunyikan diri dari dinginnya pendingin ruangan. Sudah tiga kali alarmnya berbunyi tapi diabaikan, matanya terasa berat sekali untuk dibuka. Seolah ada tarikan magnet di kasur yang membuat tubuhnya enggan sekali bangun.

Dengan keadaan setengah sadar, telinganya menangkap suara pintu dibuka, bukannya bangun malah menarik guling untuk dipeluk. Wanita berusia 40 tahun menyingkap selimut yang menutupi tubuh Shaka.

"Shaka, ya ampun! Udah siang, kamu gak sekolah?" pekik mamah Una saat melihat kedua mata anak itu terpejam. Beliau segera mematikan AC dengan remote yang menempel di tembok dekat stopkontak lampu kamar. Shaka meracau tidak jelas.

"Bangun, hei! Kamu terlambat loh, udah jam 6.45," ujar mamah Una sambil menepuk-nepuk tubuh Shaka. Mengguncangkan tubuh kekar pria itu agar cepat bangun.

Shaka terperanjat kaget mendengar waktu yang disebut mamah Una. Ia langsung mengambil ponselnya dan memeriksa jam pada lock screen handphone, benar ternyata ia kesiangan. Shaka bangun dengan baju yang kusut serta rambut yang sudah tidak berbentuk lagi. Bergegas ke kamar mandi.

"Mamah kok gak bangunin dari tadi, sih?" protes Shaka dari kamar mandi dengan suara berat efek bangun tidur.

"Mamah kira kamu udah berangkat. Pas ke kamar Azka, ternyata dia juga masih tidur. Feeling mama pasti kamu belum bangun juga, ternyata benar," jawab mamah Una sambil mengeluarkan seragam sekolah Shaka dari lemari pakaian. Lantas merapikan tempat tidur pria itu, tak lupa menyingkap gorden agar cahaya matahari masuk.

Lima menit waktu yang dibutuhkan Shaka di kamar mandi. Sejujurnya ia tidak mandi, hanya sikat gigi dan melamun karena tubuhnya masih syok. Selesai memakai seragam dan menyisir rambut, ia menyemprotkan parfum beraroma woody di leher juga tangannya.

Shaka menuruni tangga sambil memakai jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya. "Mah, aku sarapan di sekolah aja, udah gak keburu," ujar pria itu. Merampas satu-satunya kunci motor yang ada dari tempat gantungan kunci

Di pekarangan rumah, motor vespa abu-abu sudah bertengger manis. Siap dipakai. Namun itu merupakan hal janggal karena dia tidak merasa sudah mengeluarkan motor tersebut. Ah, pikiran Shaka kali ini positif thinking kalau pak Adi—satpam rumahnya—yang mengeluarkannya.

"Pak, pamit, pak," ujar Shaka saat melewati pak Adi yang berdiri di samping pagar hitam.

"Eh, eh ....." Pak Ujang menggaruk tengkuknya karena panggilannya tidak terdengar di telinga Shaka.

ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Di jalan, Shaka melihat tukang bubur ayam, berhenti untuk membeli bubur sebagai sarapannya di sekolah. Sejenak melihat waktu di jam tangannya. "Ah, gas ajalah. Udah terlanjur telat ini," cicitnya.

AMOURWhere stories live. Discover now