26. Terjebak Dalam Labirin

75 21 266
                                    

Kita hanya punya dua pilihan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kita hanya punya dua pilihan. Terus terjebak dalam labirin atau mencari jalan keluar meskipun ada risikonya.

ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Selesai membersihkan tubuh, pria berkaos abu-abu gelap menikmati matahari terbenam sambil menyesap secangkir kopi di kitchen bar. Menunggu Azka yang sedang sibuk dengan peralatan masak untuk membuat makanan ringan berupa kentang goreng.

"Jadi ... lagi ada masalah apa?" tanya Azka disela aktifitasnya mengangkat kentang yang sudah matang dari wajan dengan penyaring.

"Gak ada," jawab Shaka cepat.

"Dari masih jadi embrio sampe sekarang kita itu bareng-bareng, Shak. Jadi ya kalau lo bohong, gue tau," jelas pria dengan celemek di tubuhnya.

Shaka menatap jendela, matahari hampir sempurna tenggelam di ufuk barat sana. Meninggalkan semburat jingga dan suasana syahdu.

"Jawab aja pertanyaan gue di luar tadi," tukas Shaka.

Azka terlihat sedang memindahkan makanan yang dibuatnya ke atas piring. Meletakkan piring itu di kitchen bar tempat Shaka duduk.

"Lo itu kayak gini. Kalau ada masalah, sukanya kode, padahal lo tinggal cerita aja apa masalahnya biar gak bebanin diri sendiri." Azka mengelap tangannya dengan tisu.

"Lo tau sendiri 'kan kalau gue gak suka dibanding-bandingin atau disama-samain sama orang lain," ujar Shaka setengah-setengah. Hal itu membuat Azka menghela napas sebal.

"Gue bukan peramal ya, anjir. Kalo ngomong jangan setengah-setengah kenapa, sih!" tukas Azka, melempar kentang goreng ke arah Shaka.

Shaka nyengir dan menggaruk keningnya. Akhirnya ia memberanikan diri juga untuk bercerita masalah Sekar tadi. Azka mengangguk-angguk sebagai respon. Sesekali mereka mencomot kentang goreng buatan Azka dan menyesap kopi masing-masing.

"Lo maunya dingertiin terus, Shak," celetuk Azka membuat Shaka membuka mulutnya untuk protes, belum sempat ia protes, Azka melanjutkan lagi omongannya, "Padahal lo bisa ngertiin Sekar. Dia kayak gitu karena trauma, nanti juga pas sadar, dia bakal ngerasa bersalah sama omongannya. Lo gimana mau jadiin dia cewek lo, kalau lo aja belum bisa terima masa lalunya."

Azka tentu tau gadis mana yang sedang diincar adiknya itu. Tentu tau apa yang dirasakan Shaka sekarang, karena mereka punya koneksi yang cukup kuat. Kadang Shaka butuh nasihat pedas agar dirinya bisa sadar, bisa mikir lebih jauh lagi tentang permasalahannya. Kadang juga butuh sudut pandang orang lain, biar dia gak salah ambil keputusan.

Tapi kadang ia sendiri yang menutup dirinya dari orang-orang yang siap kasih dia nasihat. Di situ buruknya.

"Lo pernah gak, sih, pengin dikenal banyak orang tapi ya sebagai diri sendiri? Kayak orang lain, tuh, mandang lo bener-bener lo," gerutu Shaka.

AMOURWhere stories live. Discover now