3

45.8K 3.5K 52
                                    

Support me,, (⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ❤️

🗿🗿🗿

Tangisan Alden menyambut awal hari, Gea yang terusik langsung membuka matanya lalu menggendong Alden yang berbaring seranjang dengan Gea.

"Udah penuh?"Gea yang masih merem melek terpaksa bangun dari kasurnya untuk mengambil popok bayi yang tersimpan di lemari.

Tangan kanan Gea yang masih menggendong Alden membuat Gea kesulitan membuka kunci pintu lemari dengan tangan kirinya.

Tapi akhirnya Gea bisa membuka pintu lemari dan langsung mengambil barang yang ia perlukan.

Untung saja Gea sudah pernah memakaikan popok bayi di kehidupan sebelumnya, namun Gea sama sekali pernah jika bangun pagi-pagi petang karena tangisan bayi.

"Huh, susahnya punya curut."

Waktu jam menunjukkan pukul 4:00 AM. Gea yang sudah mengganti popoknya Alden digantikan menyusui Alden.

Tak lama kemudian, Alden tertidur pulas setelah kenyang. Gea menaruh Alden di kasur seperti sebelumnya, tak lupa menaruh bantal dan guling di samping Alden.

Gea keluar dari kamarnya, sekarang ia ingin membuat teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya.

Sepanjang jalan, Gea memikirkan kejadian semalam. Kenapa Darrel pulang? maksud Gea, kenapa Darrel pulang ke mansion padahal Darrel tak pernah menginjakkan kakinya di mansion dari Alden lahir sampai sekarang.

"Ngapain gue pikirin dah, yang penting sekarang gue hidup sama Alden dan jangan sampai nyari masalah sama Darrel biar tentram, damai, sejahtera!"

"Kampret! gue kan gak tau dapurnya ada dimana." ucap Gea, maklum saja jika Gea tak tau dimana letak dapur. Semenjak pertama kali menghirup oksigen di mansion, Gea hanya diam diri di kamarnya dan satu lagi saat pergi ke garasi mobil saja.

Gea hanya mengikuti arah kemana kakinya melangkah, Gea heran kemana perginya semua asisten dan pria-pria kekar itu.

Setelah berjuang keras mencari dapur, akhirnya Gea menemukannya yang ternyata terletak dilantai bawah dan paling pojok belakang.

Bayangkan saja seberapa luasnya mansion Darrel itu, sampai-sampai Gea dibuat lelah mencari dimana letak dapur.

Kali ini Gea dibuat takjub, dalam bayangannya tadi, Gea pikir penampilan dapur biasa-biasa saja, namun ternyata benar-benar luar binasa bagi Gea.

Terdapat meja bar panjang dengan diatasnya terdapat lampu gantung yang membuat kesan mewah. Benar-benar dapur idaman semua

Walaupun Gea tidak bisa memasak tapi keinginan Gea dulu ingin memiliki dapur mewah dan megah seperti sekarang yang ia lihat. Karena Gea hanya ingin pamer kepada teman-temannya nanti.

Pamer nomer 1!

Dengan cepat Gea mengambil teh dan keperluan untuk membuat teh, Gea takut jika Alden nanti akan menangis lagi. Walaupun ada air galon yang langsung bisa panas di dispenser tapi menurut Gea lebih enakan pakai air yang direbus langsung dengan api.

Tak lama kemudian air rebus Gea mendidih, Gea yang tadinya duduk menunggu di kursi langsung berdiri mematikan kompor listrik itu.

Saat menuangkan air panas ke gelas, lampu yang tadinya hanya lampu malam sekarang menyala keseluruhan membuat Gea terkejut sampai air panas mengenai ibu jari kakinya.

Pindah RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang